Juan Guaido (kiri) bersama Wapres AS Mike Pence di Bogota, Kolombia, 25 Februari 2019. (Foto: AFP/DIANA SANCHEZ)
Juan Guaido (kiri) bersama Wapres AS Mike Pence di Bogota, Kolombia, 25 Februari 2019. (Foto: AFP/DIANA SANCHEZ)

Guaido Akan Segera Bertugas sebagai 'Presiden' Venezuela

Willy Haryono • 27 Februari 2019 14:43
Bogota: Tokoh oposisi Venezuela yang mendeklarasikan diri sebagai presiden interim, Juan Guaido, mengaku akan segera "menjalankan tugasnya sebagai kepala negara" saat nanti pulang ke negaranya dari Kolombia. Senin kemarin, Guaido mendiskusikan krisis Venezuela bersama Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence.
 
Dalam sebuah pesan di Twitter, Guaido mengaku akan segera menghadirkan "sebuah audio dengan instruksi-instruksi selanjutnya."
 
"Saya meminta kalian semua untuk menyebarkan pesan ini. Tidak akan ada yang bisa menghentikan kita," ungkapnya, seperti disitat dari laman CNN, Rabu 27 Februari 2019.

Guaido, kepala Majelis Nasional Venezuela, mendeklarasikan diri sebagai pengganti Presiden Nicolas Maduro pada Januari lalu. Sekitar 50 negara, termasuk AS, mengakui deklarasi Guaido.
 
Guaido pergi ke Bogota untuk bertemu Wapres AS Mike Pence dan juga Presiden Kolombia Ivan Duque. Bogota menjadi tuan rumah pertemuan Lima Group -- sebuah entitas diplomatik yang diciptakan untuk membantu mengasi krisis Venezuela.
 
Pertemuan di Bogota dilakukan setelah terjadinya aksi kekerasan di perbatasan Venezuela sepanjang akhir pekan kemarin. Dalam bentrokan tersebut, empat warga dilaporkan tewas.
 
Bentrokan terjadi saat para relawan hendak menyalurkan bantuan kemanusiaan, namun dihalangi pasukan keamanan Venezuela. Maduro menilai bantuan kemanusiaan hanya kedok AS untuk melancarkan invasi ke Venezuela.
 
Namun Maduro menegaskan ada sekitar 300 ribu warga yang terancam meninggal dunia akibat kelaparan jika bantuan tidak segera disalurkan. Dia sempat mengatakan bahwa beberapa bantuan telah berhasil disalurkan melalui perbatasan Brasil.
 
Venezuela dilanda krisis parah di bidang ekonomi dan politik, yang memicu terjadinya hiperinflasi serta berkurangnya pasokan makanan serta obat-obatan dalam jumlah signifikan. Hiperinflasi di Venezuela membuat mata uang bolivar hampir tidak bernilai.
 
Dalam pertemuan di Bogota, Presiden Duque menilai cara terbaik mengatasi krisis Venezuela adalah melalui diplomasi, bukan perang. Ia menegaskan bahwa pertemuan Lima Group di negaranya lebih "menekankan pada diplomasi."
 
Sementara AS yang juga mengikuti pertemuan tersebut masih berkukuh pada pernyataan Trump, bahwa "semua opsi masih terbuka" mengenai krisis Venezuela.
 
Baca: Kolombia Sebut 326 Prajurit Venezuela Telah Membelot
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan