Mereka meminta agar AS segera mencabut sanksi atas Kuba, serta membebaskan sekitar 130 tahanan politik yang kini masih ditahan di Kuba.
Para diplomat ini berteriak-teriak saat perwakilan AS, Kelley Currie, membawakan pidato di Dewan Ekonomi dan Sosial PBB. Currie pun meminta agar penjaga keamanan mengeluarkan mereka dari aula pertemuan.
Dilansir dari AFP, Rabu 17 Oktober 2018, salah satu diplomat juga sempat membanting sebuah buku besasr di atas meja. Sementara yang lain menggunakan palu kayu untuk membuat keributan.
"Apakah diplomat sebuah negara berperilaku seperti ini? Bagaimana perilaku polisi jika pemerintahannya seperti ini?" tanya Currie, dengan nada menyindir.
Duta Besar Kuba Anayansi Rodriguez Camejo mengecam pertemuan tersebut dan menyebutnya sebagai "komedi politik". Ia juga mengaku telah mengirim surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang meminta pertemuan tersebut dibatalkan karena melanggar aturan PBB.
Pertemuan tersebut digelar beberapa pekan sebelum Majelis Umum dijadwalkan untuk mengadakan pemungutan suara tahunan guna mengakhiri embargo AS terhadap Kuba. Tahun lalu, 191 suara menyetujuinya dan 2 suara menentang, yakni AS dan Israel.
Pada 2016, AS memilih untuk abstain di mana menunjukkan perubahan besar karena pemerintahan Barack Obama mulai bekerja untuk mengakhiri permusuhan dengan Havana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News