Demonstran mendesak Presiden Nicolas Maduro untuk mundur dari jabatan dan meminta agar pemilihan umum digelar dalam waktu dekt.
Pasukan keamanan meluncurkan gas air mata dan sekelompok milisi pro pemerintah melawan pendemo yang berusaha mendekati Mahkamah Agung. Seperti dikutip CBS News, seorang milisi terlihat menembakkan senjata api beberapa kali ke udara.
Seorang pengunjuk rasa bernama Miguel Castillo tewas dalam bentrokan dengan aparat. Otoritas Venezuela juga mengumumkan kematian Anderson Dugarte, yang tewas akibat tembakan senjata api di Merida.
Unjuk rasa kian memburuk pada Rabu, saat para pendemo melemparkan kotoran manusia atau juga disebut "poopootov cocktail" ke arah petugas di jalanan ibu kota. Sebagian besar yang melemparkan poopootov cocktails adalah anak muda.
"Para pemuda itu hidup di bawah kediktatoran. Mereka tidak punya opsi lain selain berunjuk rasa," kata Maria Montilla, 49, kepada Reuters sembari ikut turun ke jalanan Caracas.
Aparat keamanan merespons lemparan kotoran dengan gas air mata dan meriam air.
"Tidak ada bahan peledak di sini. Ini cara kami berkata, 'Pergilah, Maduro, Anda tidak berguna!" ujar seorang pendemo muda yang bersiap melemparkan poopootov cocktails.
Pengunjuk rasa menyalahkan Maduro atas krisis ekonomi saat ini, di mana inflasi mencapai tiga digit angka. Inflasi membuat warga kesulitan mendapatkan makanan dan obat-obatan, yang juga memicu meningkatnya kejahatan.
Kementerian Kesehatan Venezuela merilis angka mengejutkan pekan ini. Akibat krisis ekonomi, angka kematian balita di Venezuela melonjak 30 persen pada 2016. Sementara angka kematian ibu hamil di Venezuela mengalami lonjakan mengejutkan: 65 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News