Marco Rubio. (AFP)
Marco Rubio. (AFP)

Profil Marco Rubio, Menlu AS yang Baru di Bawah Trump

Riza Aslam Khaeron • 21 Januari 2025 16:37
Washington, D.C.: Marco Rubio secara resmi dilantik sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat pada Senin, 20 Januari 2025, setelah Senat menyetujui penunjukannya dengan suara bulat 99-0.
 
Rubio, yang sebelumnya merupakan Senator dari Florida sejak 2011, menjadi pejabat Kabinet tingkat tinggi pertama yang dikukuhkan dalam pemerintahan kedua Donald Trump.
 

Latar Belakang dan Karier Politik

Marco Antonio Rubio lahir pada 28 Mei 1971, di Miami, Florida, dari pasangan imigran Kuba. Orang tuanya meninggalkan Kuba pada tahun 1956 selama rezim Fulgencio Batista, sebelum revolusi Fidel Castro.
 
Rubio tumbuh dengan semangat imigran yang kuat dan pendidikan berbasis nilai-nilai keluarga yang konservatif.

Rubio memulai karier politiknya sebagai anggota Dewan Kota West Miami pada akhir 1990-an sebelum terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Florida pada tahun 2000.
 
Pada 2006, ia menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Florida, menjadikannya orang Kuba-Amerika pertama yang menduduki posisi tersebut.
 
Pada tahun 2010, ia terpilih sebagai Senator AS untuk Florida dan membangun reputasinya sebagai tokoh yang vokal dalam kebijakan luar negeri, terutama terkait Amerika Latin dan hubungan AS-Tiongkok.
 
Selama masa jabatannya sebagai Senator, Rubio dikenal karena pandangannya yang tegas terhadap ancaman dari Partai Komunis Tiongkok, yang bahkan membuatnya dikenai sanksi oleh pemerintah Tiongkok pada tahun 2020.
 
Selain itu, ia menjadi salah satu pendukung utama embargo AS terhadap Kuba. Rubio juga dikenal sebagai pendukung kuat Israel.
 
Ia menjadi co-sponsor resolusi Senat yang menolak Resolusi Dewan Keamanan PBB 2334, yang mengutuk pembangunan permukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki.
 
Rubio secara keras mengecam serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober 2023 dan menyatakan dukungannya untuk hak Israel dalam membela diri.
 
Ia menyerukan penghapusan total Hamas di Gaza dan menyatakan bahwa Israel tidak dapat hidup berdampingan "dengan para biadab ini... Mereka harus diberantas." Pada 2023, Rubio juga menegaskan bahwa Hamas "100 persen bertanggung jawab" atas korban sipil Palestina di Gaza
.

Kebijakan dan Visi sebagai Menlu

Dalam sidang konfirmasi di Senat, Rubio menyoroti pentingnya memperkuat aliansi internasional, termasuk NATO. Ia mendukung undang-undang bipartisan yang mengatur agar AS tidak dapat menarik diri dari NATO tanpa persetujuan Kongres.
 
Rubio juga menekankan ancaman geopolitik dari Tiongkok, menyebutnya sebagai “pesaing teknologi, industri, dan ekonomi yang berbahaya.”
 
“Banyak dari apa yang perlu kita lakukan untuk menghadapi Tiongkok harus dimulai di dalam negeri. Kita harus membangun kembali kapasitas industri domestik dan memastikan bahwa AS tidak bergantung pada negara lain untuk rantai pasokan kritis,” ujar Rubio, seperti dilansir CNN pada 20 Januari 2025.
 
Dalam isu Rusia dan Ukraina, Rubio mengatakan bahwa posisi resmi AS seharusnya mendorong berakhirnya perang tanpa menetapkan target yang tidak realistis, seperti memaksa Rusia mundur ke posisi sebelum invasi 2022.
 

Dinamika Hubungan dengan Trump

Rubio dan Trump sebelumnya memiliki hubungan yang rumit. Pada pemilihan pendahuluan Partai Republik 2016, keduanya sering berselisih, dengan Trump menjulukinya “Little Marco” dan Rubio menyebut Trump sebagai “penipu.”
 
Namun, sejak itu, Rubio bertransformasi menjadi sekutu politik yang kuat bagi Trump, terutama selama periode pertamanya sebagai Presiden.
 
Pengangkatan Rubio mencerminkan upaya Trump untuk mengisi kabinetnya dengan tokoh-tokoh yang memiliki pengalaman panjang dalam pemerintahan, sekaligus menjaga loyalitas politik.
 

Warisan dan Harapan

Sebagai Menteri Luar Negeri AS pertama yang berasal dari Florida sekaligus Latino pertama di posisi ini, Marco Rubio membawa pengalaman, pandangan keras terhadap ancaman global, dan komitmen untuk memperkuat posisi AS di dunia.
 
Kini, banyak pihak yang menantikan bagaimana ia akan menghadapi tantangan geopolitik besar, mulai dari Tiongkok, Rusia, hingga krisis di Timur Tengah.
 
Baca Juga:
17 Reaksi Pemimpin Dunia terhadap Pelantikan Donald Trump

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WAN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan