Kematian terbaru diumumkan Komisioner Hak Asasi Manusia Antar-Amerika (IACHR) usai lima demonstran tewas dalam bentrok dengan aparat keamanan di Bolivia pusat -- markas pendukung Morales.
IACHR, yang merupakan bagian dari Organisasi Negara-Negara Amerika, juga mencatat adanya 122 korban luka dalam gelombang protes di Bolivia.
Usai Morales mengundurkan diri, senator Jeanine Anez mendeklarasikan diri menjadi presiden interim Bolivia. Ia kemudian bersedia menemui utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa Jean Arnault yang ingin membicarakan mengenai situasi terkini.
"PBB berharap dapat mempercepat proses menuju pemilihan umum usai mundurnya Evo Morales," ujar Arnault, dilansir dari TRT World. Anez sebelumnya telah berjanji akan segera menggelar pemilu.
Sebelumnya, Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa Michelle Bachelet mengingatkan bahwa gelombang kekerasan di Bolivia dapat "melonjak tak terkendali."
"Aksi represif oleh pemerintah (Bolivia) kemungkinan akan menghancurkan prospek terjadinya dialog," lanjut Bachelet.
Di tengah tudingan terjadinya kecurangan dalam pemilu, Morales mengundurkan diri pada 10 November lalu. Saat ini ia berada di Meksiko usai mendapat perlindungan suaka.
Morales menegaskan dirinya tidak bersalah dalam tudingan kecurangan pemilu. Ia juga mengklaim dirinya tidak akan bisa dijerat pasal apapun saat suatu hari nanti pulang ke Bolivia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News