Laman tersebut merupakan milik International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ). ICIJ memastikan, dokumen online yang berisi 200 perusahaan tersebut bukan berupa banjiran data serupa bocoran Wikileaks.
"Data-data yang dipublikasikan tidak mencantumkan catatan akun bank, transaksi keuangan, email, surat-menyurat, paspor, dan nomor telepon. Data telah dipilih dan dibatasi untuk disebarluaskan ke publik," kara ICIJ seperti dilansir dari BBC, Senin (9/5/2016).
Selain itu, terjadi pula desakan terhadap pemimpin dunia untuk menghentikan perusahaan yang berusaha menghindari pajak. Desakan itu dituangkan dalam sebuah surat dan ditanda tangani oleh 300 ahli ekonomi.
"Apa yang dilakukan mereka (menghindari pajak) sama sekali tidak berdampak pada kesejahteraan secara global dan tidak ada manfaat dari sisi ekonomi," sebut isi surat tersebut.
Panama Papers merupakan dokumen milik badan hukum Mossack Fonseca yang kemudian dibocorkan oleh sumber yang mengaku 'JohnDoe'. Dokumen itu menunjukkan bagaimana orang-orang kaya menggunakan perusahaan offshore untuk menghindari pajak dan sanksi.
Banyak nama-nama politikus dunia, selebritis, hingga pemain bola disebut-sebut terlibat. Misalnya Perdana Menteri Inggris David Cameron, Presiden Rusia Vladimir Putin, pemain bola Lionel Messi, dan aktor senior Jackie Chan. Bahkan Perdana Menteri Islandia Sigmundur Gunnlaugsson memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya setelah dokumen Panama Papers terkuak.
Perusahaan offshore tidak dianggap ilegal. Namun yang sering dipermasalahkan ialah soal tindakan penyembunyian asal-usul uang dan pemilik uang serta penghindaraan pajak.
John Doe pekan lalu sempat mengungkapkan motif dari pembocoran data yang dilakukannya, yakni untuk kesetaraan penghasilan. John Doe membantah ia bekerja untuk agen pengintai atau pemerintah, melainkan ia menawarkan diri membantu penegak hukum menuntut adanya kekebalan ekonomi.
"Bank, pembuat kebijakan keuangan dan yang berwenang atas pajak telah gagal (menciptakan kesetaraan penghasilan -red)," sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News