Inti dari perjanjian damai final adalah penarikan penuh pasukan AS dari Afghanistan, dan sebagai gantinya Taliban akan menjamin keamanan di seantero negara tersebut.
"Ini merupakan langkah penting dalam jalan panjang menuju perdamaian," tutur Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, dilansir dari laman BBC, Sabtu 22 Februari 2020.
Jika penurunan kekerasan berlangsung mulus selama sepekan ke depan, maka AS dan Taliban akan menandatangani perjanjian final pada 29 Februari mendatang.
Taliban mengonfirmasi penerapan kesepakatan penurunan kekerasan, dengan mengatakan bahwa "situasi keamanan kondusif" diperlukan menjelang penandatanganan perjanjian final dengan AS. Taliban berharapan perjanjian dengan AS dapat menjadi "landasan bagi perdamaian di seantero Afghanistan."
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengapresiasi penurunan kekerasan. Ia menilai periode 7 hari ke depan merupakan tes bagi Taliban dalam memperlihatkan "kesediaan mereka untuk mengurangi kekerasan dan berkontribusi terhadap perdamaian."
Pemerintah Afghanistan, yang saat ini masih menangani masalah seputar pemilihan umum, tidak menjadi bagian dari negosiasi penurunan kekerasan. Namun saat perjanjian final ditandatangani, Pemerintah Afghanistan dan Taliban akan berdialog.
Di bawah kesepakatan penurunan kekerasan, pasukan AS dan Afghanistan maupun Taliban sama-sama dilarang untuk melancarkan operasi penyerangan berskala besar.
"Kami telah mencapai kesepakatan dengan Taliban dalam penurunan kekerasan secara signifikan di seantero Afghanistan," sebut Pompeo.
"Jika implementasi kesepakatan ini berhasil, maka penandatanganan perjanjian (damai) antara AS dan Taliban dapat berlangsung. Tanggalnya adalah 29 Februari," sambung dia, tanpa menyebutkan lokasi penandatanganan.
Negosiasi damai antara AS dan Taliban dimulai pada 2018. Namun negosiasi dua kali terganggu usai Taliban menyerang personel militer AS pada September dan Desember lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News