Sebanyak sembilan perusahaan makanan dan minuman Indonesia turut berpartisipasi dalam pemeran ini, antara lain PT. Manohara Asri, PT Jawa Import, Indofood, PT. Suwe Ora Jamu, PT. Fanrice Indonesia, PT. Harendong Green Farm, PT. RMB Food, PT. Mayora, dan Nuts+Nuts.
Selama pameran, pavilion Indonesia dikunjungi oleh lebih dari 500 pengunjung. Mereka terdiri dari importir, pembeli, distributor, bahkan blogger, jurnalis, dan peneliti makanan.
Produk makanan dan minuman spesialti yang ditawarkan Indonesia cukup mendapat perhatian khusus warga setempat maupun pendatang di AS. Berbagai produk yang dipromosikan di antaranya mi instan, biskuit, permen kering, makanan ringan seperti wafer, keripik dan kacang mede dengan berbagai varian rasa.
Terdapat pula minuman herbal khas Indonesia seperti jamu, teh spesialti dengan jenis oolong, black tea dan pandan, serta produk kentang goreng yang berasal dari perkebunan Dieng dan Brastagi.
Michael Kostyo, peneliti makanan dari perusahaan riset industri makanan ternama Datassential, menilai rasa jamu Indonesia sangat enak.
"Jamu Indonesia merupakan minuman herbal yang lezat. Rasanya tidak berlebihan, selain itu rasa herbal dicampur dengan sedikit rasa manis membuat jamu ini terasa sempurna. Bagi saya, warna minuman dan ramuan-ramuannya juga sangat menarik," katanya, dalam keterangan pernyataan KJRI San Francisco yang diterima Medcom.id, Jumat 24 Januari 2020.
Konsul Ekonomi KJRI San Francisco Nugroho Aribhimo menuturkan, partisipasi pengusaha Indonesia dalam pameran ini merupakan bagian dari langkah diplomasi ekonomi.
"Partisipasi ini merupakan upaya diplomasi ekonomi Pemerintah RI untuk terus memperluas akses pasar dan meningkatkan volume ekspor komoditas RI ke AS," ungkapnya.
Selama berjalannya pameran, Indonesia telah mencatat potensi transaksi total sekitar USD6,8 juta (sekitar Rp93 miliar) yang meningkat dari tahun sebelumnya di angka USD1,03 juta (sekitar Rp14,5 miliar).
Nugroho berharap transaksi akan bertambah terus. Pasalnya, masih ada pelaku usaha yang melanjutkan proses transaksi setelah pameran berakhir.
Dalam kesempatan ini, KJRI San Francisco juga mempertemukan pelaku usaha dengan pembeli besar antara lain Takari International, Jans Enterprises Corporation, Cost Plus World Market dan Empire International Executive Vice President dari Khong Guan Corporation (KGC) USA, Albert Lin.
Perusahaan besar ini juga turut mengunjungi pavilion Indonesia dan bertemu dengan pelaku usaha Indonesia untuk memberikan masukan tentang rasa, kemasan, serta tren yang berkembang di masyarakat AS serta persyaratan agar produk makanan dan minuman Indonesia dapat masuk ke pasar AS.
Sebagai tindak lanjut dari kerja sama antara Pemerintah RI dengan importir KGC USA, beberapa produk makanan kering (snacks) Indonesia dari PT. Manohara Asri dan PT. Jawa Import akan mulai dipasarkan di mainstream market AS di awal 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News