Venezuela merespons tudingan tersebut, dan mengklaim pesawat AS saat itu telah melanggar batas wilayah udara. Namun Washington berkukuh pesawatnya saat itu terbang di wilayah udara internasional.
Dalam sebuah acara bertajuk Sao Paulo Forum, Wakil Presiden Partai Sosialis Venezuela Diosdado Cabello memprediksi AS "kemungkinan" akan menginvasi negaranya di masa mendatang.
"Kami adalah negara kecil. Kemungkinan marinir AS dapat masuk ke negara kami," kata Cabello, dilansir dari Express, Minggu 28 Juli 2019.
"Tapi masalah mereka adalah, bagaimana caranya dapat keluar dari Venezuela (dengan selamat)," lanjutnya, yang juga menjabat Ketua Majelis Konstituante Nasional Venezuela.
Cabello tidak menghadirkan bukti apapun atau mengelaborasi lebih lanjut mengenai potensi adanya invasi dari AS.
Krisis politik di Venezuela terjadi saat pemimpin oposisi Juan Guaido mengklaim sebagai presiden interim pada 23 Januari. Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengecam deklarasi tersebut, dan menganggap Guaido hanya sebagai 'boneka' AS.
Deklarasi Guaido telah diakui AS dan puluhan negara lainnya. Namun Maduro bertahan di kursi presiden karena masih didukung sebagian besar elemen militer Venezuela.
Perekonomian Guaido merosot tajam dalam dua tahun terakhir. Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi laju inflasi Venezuela akan menyentuh angka 10 juta persen tahun ini. Hiperinflasi ini telah membuat mata uang bolivar hampir tidak ada nilainya.
Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2,3 juta warga telah melarikan diri dari Venezuela akibat krisis ekonomi sejak 2015.
Sebelumnya, Trump telah bersuara mengenai situasi politik di Venezuela. Ia mendukung kubu oposisi yang disebutnya sedang berjuang melawan sosialisme dan juga kediktatoran.
Baca: Venezuela Gelap Gulita, Pemerintah Curigai Serangan Elektromagnetik
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News