"Hari ini parlemen mengambil langkah maju untuk menetapkan prosedur yang didengar melalui diskusi terbuka sehingga publik dapat melihat fakta sendiri," kata Ketua DPR AS Nancy Pelosi.
"Apa yang dipertaruhkan dalam semua ini tidak lain adalah demokrasi kita," imbuh dia, dirilis dari AFP, Jumat, 1 November 2019.
Anggota Parleman AS memberikan suara dalam garis partai, 232 hingga 196, untuk mengeluarkan resolusi yang menjabarkan pedoman untuk tahap selanjutnya dari proses pemakzulan.
Semua anggota parlemen dari Partai Republik menentang langkah tersebut walaupun bermusuhan selama berminggu-minggu untuk memutuskan hasil pemungutan suara yang diperoleh mengakhiri deposisi rahasia dan membawa proses ke tempat terbuka.
Partai Demokrat sedang menyelidiki terkait adanya penyalahgunaan Trump atas kekuasaan presidensialnya dengan menekan pemerintah asing untuk memantau saingan politik dalam negeri.
Trump berulang kali menyebut penyelidikan itu tidak sah dan bermotivasi politik. Dia ia segera membentuk reaksi terhadap tuduhan tersebut.
"Sebuah Perburuan Penyihir Terbesar Dalam Sejarah Amerika!" tulis Trump di Twitter.
Gedung Putih menuduh partai oposisi Demokrat yang pada dasarnya ‘tidak-Amerika’ dalam obsesi mereka terhadap pemakzulan yang tidak sah ini.
"Demokrat memilih untuk membuang waktu pada pemakzulan palsu di setiap harinya. Ini adalah salah satu upaya partisan untuk menghancurkan Presiden," sebut Juru Bicara Gedung Putih, Stephanie Grisham dalam pernyataan setelah pemungutan suara.
Sementara, Trump meminta rekan-rekannya dari Partai Republik untuk bersatu di belakangnya.
Ini dapat menjadi momen memalukan bagi Trump jika dia menjadi presiden ketiga dalam sejarah untuk dimakzulkan dan diadili dalam pencopotan senat atas dugaan meminta bantuan Ukraina agar terpilih kembali pada tahun 2020.
Trump juga setujui pernyaatan sebuah seruan dari presenter Fox News, Laura Ingraham yang menyerukan Partai Republik untuk "berdiri bersama dan membela pemimpin partai mereka terhadap noda-noda ini di laman Twitter”.
Penulis: Rifqi Akbar
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News