Florida: Di hadapan persidangan di Florida, Nikolas Cruz mengakui perbuatannya melepaskan tembakan yang menewaskan 17 jiwa di sebuah SMA di Parkland.
Dokumen yang ditunjukkan oleh pihak pengadilan pada Kamis 15 Februari 2018 menyebutkan juga bahwa FBI mengaku menerima petunjuk akan adanya penembakan ini. Namun pada akhirnya FBI gagal untuk mencegah penembakan.
Cruz yang mantan siswa SMA Marjory Stoneman Douglas, pada Rabu 14 Februari membawa senapan serbu AR-15 dan melepaskan tembakan ke arah siapa pun yang ada di depannya.
Pengadilan pun mendakwa pemuda berusia 19 tahun itu dengan 17 dakwaan pembunuhan berencana. Setelah dibacakan hak hukumnya, Cruz pun mengeluarkan pernyataan.
"Cruz menjelaskan bahwa dirinya pelaku yang memasuki lingkungan sekolah dengan dilengkapi senapan AR-15. Dia mulai melepaskan tembakan di lorong dan lingkungan sekolah," sebut dokumen pengadilan, seperti dikutip AFP, Jumat 16 Februari 2018.
Pihak berwenang menyebutkan Cruz tiba di sekolah dengan menumpang Uber pada pukul 2:19 sore. Tiga menit kemudian dia mulai melepaskan tembakan di kelas. Pada pukul 2:28 sore dia meninggalkan lingkungan sekolah.
Kepada polisi Cruz menyatakan bahwa dirinya membuat senapan yang digunakannya dan perlengkapan lainnya untuk membaur dengan massa, kemudian pergi melarikan diri. Sementara senapan yang digunakan itu diketahui dibeli oleh Cruz secara legal di Florida.
Usai melakukan penembakan, Cruz berhenti di Wal-Mart dan McDonald's. 40 menit kemudian polisi berhasil menangkapnya setelah mengidentifikasinya melalui kamera keamanan.
Tragedi membawa seisi sekolah dan lingkungan sekitar terpukul. Masyarakat pun berkumpul untuk memberikan doa dan penghormatan terkait kepada korban tewas dan ratusan lainnya yang terluka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
