Salah satu poin dalam penyelidikan adalah mengidentifikasi siapa-siapa saja yang mendukung sanksi ekonomi dari Amerika Serikat (AS) terhadap rezim pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.
AS menyetujui penjatuhan sanksi ekonomi terhadap Venezuela, yang didasarkan atas tuduhan Presiden AS Donald Trump yang menyebut Maduro sebagai "diktator."
Presiden Maduro balik menuduh AS sebagai negara yang mencoba melumpuhkan perekonomian Venezuela di tengah krisis ekonomi.
Pada Selasa 29 Agustus, anggota majelis dengan suara bulat menyetujui sebuah keputusan yang menyerukan penyelidikan terhadap "para pengkhianat" yang mendukung sanksi ekonomi AS. Nama-nama para "pengkhianat" itu tidak disebutkan.
Majelis Konstituante, yang terdiri dari pendukung pemerintah, mengambil alih kekuasaan parlemen pimpinan oposisi awal bulan ini.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro. (Foto: EPA)
Sanksi AS
Mantan Menteri Luar Negeri Delcy Rodriguez -- yang saat ini memimpin majelis -- mengatakan bahwa badan tersebut akan mendesak jaksa agung untuk melakukan penyelidikan, lapor Reuters, seperti disitat BBC, Rabu 30 Agustus 2017.
Mantan jaksa penuntut umum dan kritikus pemerintah, Luisa Ortega, oleh majelis konstituante pada hari pertama menjabat.
Dia melarikan diri dari negara tersebut, dan digantikan pendukung Maduro, Tarek William Saab.
Trump menandatangani sebuah perintah eksekutif pada 25 Agustus untuk melarang perdagangan dengan Venezuela yang dililit utang. Trump juga melarang adanya penjualan obligasi dari perusahaan minyak di negara tersebut.
Alasan pelarangan termasuk tuduhan "pelanggaran hak asasi manusia serius" dan juga pembentukan majelis konstituante. AS menilai pembentukan majelis merebut kekuasaan parlemen yang dipilih secara demokratis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News