Ratusan ribu orang berunjuk rasa di Venezuela sejak 50 hari lalu, dalam upaya mendorong Presiden Nicolas Maduro untuk mundur dari jabatannya. Maduro dinilai sebagai tokoh yang paling bertanggung jawab atas krisis ekonomi di Venezuela.
Kematian akibat tembakan senjata api terjadi di kota Valera. Kantor jaksa agung Valera mengatakan pria bersenjata menembaki demonstran anti-pemerintah pada Sabtu 20 Mei 2017.
"Saat itu, (Edy Alejandro) Teran Aguilar terkena peluru di bagian dada," kata kantor jaksa agung Valera, seperti dikutip AFP.
Penembakan juga melukai seorang remaja berusia 18 dan wanita paruh baya. Teran dilaporkan berusia 23 tahun.
Di beberapa kota lainnya, unjuk rasa berujung bentrok dengan aparat keamanan. Pendemo mendesak agar pemerintah segera menggelar pemilihan umum presiden untuk menggantikan Maduro.
Dibakar Hidup-Hidup
Sementara itu Maduro mengecam keras adanya serangan massa terhadap seorang pria yang dikira adalah pendukung pemerintah di Caracas. Pria itu, diidentifikasi sebagai Orlando Figuera, dipukuli, ditusuk dan dibakar hidup-hidup.
"Sudah seperti teroris Islamic State," ujar Maduro, merujuk pada kelompok militan ISIS di Suriah dan Irak.
Figuera dilarikan ke rumah sakit dengan luka bakar stadium dua di separuh tubuh beserta enam luka tusukan.
Menteri Informasi Venezuela mengunggah sebuah video yang memperlihatkan insiden pembakaran Figuera. Kantor kejaksaan Caracas mengaku telah memulai investigasi kasus tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News