Skandal tersebut merujuk pada tudingan bahwa Trump telah menekan Presiden Volodymyr Zelenskiy untuk menyelidiki Hunter Biden, anak dari Joe Biden -- kandidat calon presiden Partai Demokrat.
Usai terkuaknya skandal tersebut, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi memulai penyelidikan pemakzulan. Pelosi dan sebagian besar fraksi Partai Demokrat meyakini Trump telah melanggar konstitusi negara.
Demokrat telah meminta agar transkrip penuh percakapan Trump dan Zelenskiy dirilis ke publik. Namun sejauh ini Gedung Putih baru merilis sebuah memo yang diklaim telah meringkas pembicaraan antara kedua pemimpin yang terjadi Juli lalu.
"Seperti semua warga Amerika, saya juga berhak bertemu orang yang menuduh saya," tulis Trump di Twitter, dilansir dari laman AFP, Senin 30 September 2019.
"Orang yang disebut-sebut sebagai whistleblower ini merepresentasikan percakapan saya dengan seorang pemimpin asing secara tidak akurat dan cenderung menipu," lanjut dia.
Trump juga mengatakan bahwa pemimpin penyelidikan pemakzulan, Adam Schiff asal Demokrat, harus diperiksa karena dinilai telah berbohong kepada Kongres AS terkait skandal Ukraina.
"Kebohongannya benar-benar gamblang. Dia menulis dan membacakan hal-hal buruk yang dikatakannya telah terucap dari mulut seorang Presiden Amerika Serikat. Saya ingin Schiff diperiksa di level tertinggi untuk kasus penipuan dan pengkhianatan," ujar Trump.
Sementara itu, Komite Kongres yang menjalankan penyelidikan pemakzulan trump telah mengambil langkah konkret, yakni melayangkan surat kepada Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo untuk menyerahkan dokumen terkait skandal Ukraina. Komite juga dijadwalkan melakukan lima wawancara dengan lima pejabat Kemenlu AS.
Lima orang itu termasuk mantan duta besar untuk Ukraina Marie Yovanovitch, yang diduga didepak Trump karena menolak menekan Ukraina untuk menyelidiki Biden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id