Obama langsung menghubungi Hollande via telepon untuk memastikan AS tidak lagi menggunakan metode penyadapan. Konfirmasi dilakukan satu hari setelah dokumen rahasia berlabel "Rahasia Penting" muncul di dunia maya.
"Obama menegaskan komitmen menghentikan serangkaian aksi (penyadapan) di masa lalu yang merupakan tindakan tak beretika antara negara sahabat," ucap perwakilan kantor Hollande setelah telepon berakhir, seperti dikutip AFP, Rabu (24/6/2015).
Sebelumnya Hollande meminta sejumlah menteri dan pejabat intelijen untuk mendiskusikan laporan WikiLeaks itu. Ia berkata "tidak akan memberikan toleransi terhadap aksi apapun yang mengancam negaranya."
Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius juga telah memanggil Dubes AS untuk meminta penjelasan resmi.
Dokumen WikiLeaks itu menunjukkan AS telah menyadap tiga presiden Prancis, yakni Jacques Chirac, Nicolas Sarkozy dan Hollande antara tahun 2006 hingga 2012. Dokumen ini dirilis WikiLeaks bersama surat kabar Liberation dan situs Mediapart.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News