medcom.id, Washington: Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat sedang menyelidiki hubungan antara menantu Donald Trump, Jared Kushner dengan Rusia.
Investigasi ini merupakan pertanda bahwa penyelidikan atas kontak antara para pembantu kampanye Trump dan pejabat Rusia telah bergerak mendekati Gedung Putih.
Sumber di dalam lingkaran Gedung Putih mengatakan, ada "kejutan" bahwa penyelidikan FBI telah mengarah pada Kushner, pewaris kerajaan properti yang menikahi putri presiden, Ivanka Trump. Dia satu-satunya pejabat Gedung Putih yang diketahui berada di bawah pengawasan FBI di tengah penyelidikan yang dimulai pada musim panas lalu.
Kushner mendapat sorotan karena dua pertemuan pada Desember. Yang pertama, dengan Sergei Kislyak, duta besar Rusia untuk Washington. Kedua, bersama Sergei Gorkov, petinggi Rusia yang memimpin Vnesheconombank, lembaga pemberi pinjaman milik negara itu yang di bawah sanksi AS.
Seorang juru bicara Gedung Putih untuk Kushner menolak berkomentar tentang penyelidikan FBI. Namun Jamie Gorelick, mantan wakil jaksa agung yang mewakili Kushner, mengatakan bersedia mendiskusikan pertemuan tersebut dengan penyidik ??kongres atau federal.
"Kushner sebelumnya mengajukan diri untuk mengemukakan kepada Kongres tentang apa yang dia ketahui soal pertemuan ini. Dia akan melakukan hal yang sama jika dia dihubungi sehubungan dengan pertanyaan lainnya," kata Gorelick, seperti dilansir Financial Times, Jumat 26 Mei 2017.
Departemen Kehakiman AS pekan lalu menunjuk Robert Mueller, mantan kepala FBI, sebagai penasihat khusus untuk memimpin penyelidikan independen mengenai hubungan antara sejumlah pembantu kampanye Trump dan pejabat Rusia. Setelah pengangkatan tersebut, Trump menggambarkan penyelidikan itu sebagai "perburuan penyihir" yang didorong demi tujuan politik.
Sarah Isgur Flores, juru bicara departemen kehakiman, yang mengawasi FBI, mengatakan: "Saya akan mengarahkan Anda ke tim Mueller. Dan mereka akan mengatakan bahwa mereka tidak membahas jalannya penyelidikan."
Gedung Putih semakin ditekan oleh skandal Rusia dalam beberapa pekan terakhir. Trump telah mendapat sorotan sesudah memecat James Comey sebagai kepala FBI karena alasan yang berkaitan dengan apa yang dia sebut "urusan Rusia". Dalam sebuah pertemuan di Ruang Oval pekan lalu dengan Sergei Lavrov, menteri luar negeri Rusia, dia menggambarkan Comey sebagai "bekerja gila".
Comey berkata bahwa Trump mendesaknya agar menghentikan penyelidikan terhadap Michael Flynn, seorang penasihat kampanye yang bertugas sesaat sebagai penasihat keamanan nasional pertama presiden tersebut. Jaksa Agung Jeff Sessions, juga sudah menyisihkan dirinya sendiri dari penyelidikan tersebut setelah dia gagal memberi tahu Kongres tentang pertemuan dengan Kislyak.
New York Times melaporkan pekan lalu bahwa Trump juga telah meminta Dan Coats, direktur intelijen nasional, dan seorang pejabat tinggi lainnya supaya melakukan intervensi publik dengan mengatakan bahwa tidak ada kolusi antara pembantu kampanyenya dengan Rusia. Ditanya tentang masalah tersebut oleh Kongres, Coats menolak berkomentar.
John Brennan, kepala CIA di bawah Barack Obama sampai Januari, juga mengatakan kepada Kongres minggu ini bahwa dia khawatir dengan kemungkinan bahwa dinas intelijen Rusia telah memilih pendukung kampanye Trump.
Komite intelijen Senat, satu dari tiga komite kongres yang meneliti hubungan antara pembantu Trump dan Rusia, sudah meminta Kushner memberi kesaksian tentang dua pertemuannya dengan pejabat Rusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News