Kehancuran akibat kerusuhan antar agama di India. Foto: AFP
Kehancuran akibat kerusuhan antar agama di India. Foto: AFP

AS Imbau India Untuk Berdamai Setelah Kerusuhan

Arpan Rahman • 28 Februari 2020 19:06
Washington: Amerika Serikat mendesak India untuk menghargai hak untuk berdamai dan meminta seluruh pihak agar tidak menggunakan kekerasan setelah kerusuhan sektarian di New Delhi. Kerusuhan ini menewaskan setidaknya 33 orang.
 
Dalam sebuah pernyataan, Duta besar AS untuk Asia Selatan   berusaha menunjukkan sedikit jarak dengan Perdana Menteri Narendra Modi, yang menyambut kedatangan Presiden Donald Trump dalam sebuah kunjungan ketika kerusuhan terjadi.
 
“Kami mendukung seruan Modi untuk ketenangan dan mendesak semua pihak agar  menjaga kedamaian, menghindari kekerasan dan menghargai hak untuk perdamaian,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri AS Alice Wells menulis di Twitter.

Trump menolak berkomentar ketika ditanya dalam sebuah konferensi pers di New Delhi mengenai kerusuhan tersebut. Ia mengatakan bahwa masalah tersebut ‘terserah kepada India’ dan memuji penyataan ‘hebat’ Modi yang ditujukan pada Trump terkait kebebasan beragama.
 
Bernie Sanders, calon terdepan Partai Demokrat untuk menantang Trump di pemilu  November nanti dan mengecam respons Trump terhadap “kekerasan massa antiMuslim yang menyebar luas.”
 
“Respons Trump yang mengatakan ‘itu terserah India.’ Ini merupakan kegagalan kepemimpinan dalam hak asasi manusia,” Sanders mengatakan dalam sebuah tweet, seperti dikutip AFP, Jumat, 28 Februari 2020.
  
Robert Menendez, politikus Partai Demokrat dalam Kominte Hubungan Luar Negeri Senat mengecam kekerasan tersebut dan memimbau seluruh negara untuk mengecamnya.
 
“Saya mendesak pemerintah India untuk turun tangan dan membela komunitas yang menjadi target di Delhi untuk mencegah aksi kekerasan bertambah parah,” Ucap Menendez dalam sebuah pernyataan.
 
“Sebagai negara demokrasi terbesar di dunia, Pemerintah India harus berbuat lebih banyak untuk membela seluruh rakyatnya, termasuk hak untuk melakukan aksi protes dalam damai,” tegas Menendez.
 
India kerap dilanda aksi protes setelah pemerintahan Modi yang cenederung nasionalis Hindu memberlakukan undang-undang kewarganegaraan yang dianggap mengecualikan warga Islam di dalam negara yang sebenarnya resmi sekuler.
 
Para saksi mata mengatakan bahwa pihak polisi New Delhi pada awalnya tidak banyak mengambil tindakan untuk menghentikan aksi kerusuhan di mana massa membawa pedang dan senjata api. (Flory Ambarita)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan