Alexandria Ocasio-Cortez bersama Ilhan Omar masuk ke Kongres AS dari Partai Demokrat. (Foto: AFP).
Alexandria Ocasio-Cortez bersama Ilhan Omar masuk ke Kongres AS dari Partai Demokrat. (Foto: AFP).

Serangan Rasis Trump ke Anggota Kongres Perempuan AS

Arpan Rahman • 15 Juli 2019 17:09
Washington: Presiden Amerika Serikat Donald Trump dituduh rasisme setelah memposting cuitan yang menyerang para wanita kongres Partai Demokrat.
 
Dia mengklaim para wanita "awalnya berasal dari negara-negara yang pemerintahannya mengalami malapetaka dan bencana total", lantas menyarankan mereka "kembali pulang kampung".
 
Tweet itu diarahkan pada empat wanita anggota kongres kulit berwarna; tiga lahir dan dibesarkan di AS, sedangkan yang keempat pindah ke AS selagi kanak-kanak. Perwakilan Partai Republik tetap diam di tengah serangan balasan.

Para wanita itu -- Alexandria Ocasio-Cortez, Rashida Tlaib, Ayanna Pressley, dan Ilhan Omar, yang datang ke AS sebagai pengungsi berusia 12 -- semuanya menyebut presiden rasis, dan didukung oleh anggota Partai Demokrat.
 
Ocasio-Cortez lahir di Bronx, New York, sekitar 12 mil dari rumah sakit Queens tempat Trump sendiri dilahirkan. Dalam utas tiga cuitan, Trump menuduh wanita kongres itu "dengan kejam" mengkritik dirinya dan Amerika.
 
Serangan Rasis Trump ke Anggota Kongres Perempuan AS
Donald Trump dituduh bersikap rasis. (Foto: AFP).
 

Presiden tidak secara eksplisit menyebut nama wanita yang dibicarakannya, tetapi konteksnya -- dan referensi kepada Ketua DPR Nancy Pelosi -- membuat tautan yang jelas. Dia katakan Pelosi akan dengan senang hati mengatur agar mereka meninggalkan negara itu.
 
Sepekan lalu, Pelosi berselisih dengan empat wanita, yang dijuluki "skuad", tetapi sejak itu dia membela mereka menyusul tweet-tweetnya.
 
Presiden menulis: "Sangat menarik untuk melihat wanita kongres Demokrat 'progresif', yang awalnya berasal dari negara-negara yang pemerintahannya mengalami bencana yang lengkap dan total, yang terburuk, paling korup dan tidak kompeten di mana saja di dunia (jika mereka bahkan memiliki pemerintahan yang berfungsi sama sekali), sekarang dengan lantang dan kejam memberi tahu orang -- orang Amerika Serikat, bangsa terbesar dan paling kuat di dunia, bagaimana pemerintah ini harus dijalankan."
 
"Mengapa mereka tidak kembali dan membantu memperbaiki tempat-tempat yang benar-benar rusak dan penuh dengan kejahatan dari mana mereka berasal. Lalu kembali dan tunjukkan kepada kami bagaimana hal itu diperbaiki."
 
"Tempat-tempat itu sangat membutuhkan bantuanmu, kamu tidak bisa pergi begitu saja. Saya yakin Nancy Pelosi akan sangat senang dengan cepat mengatur perjalanan gratis!" cuitnya.
 
Selama sepekan terakhir, Pelosi berselisih dengan Ocasio-Cortez, yang menuduhnya memilih perempuan kulit berwarna untuk dikritik menyusul ketidaksepakatan antara Demokrat mengenai RUU keamanan perbatasan.
 
Pelosi mengutip cuitan Trump dan menggambarkannya sebagai "xenophobia". "Ketika @realDonaldTrump memberi tahu empat wanita anggota kongres Amerika untuk kembali ke negara asal mereka, dia menegaskan kembali rencananya untuk 'Membuat Amerika Hebat Lagi' adalah selalu tentang membuat Amerika putih lagi," katanya.
 
"Keragaman kita adalah kekuatan kita dan persatuan kita adalah kekuatan kita," tambahnya, dikutip dari BBC, Senin 15 Juli 2019.
 
Rashida Tlaib, anggota kongres untuk distrik ke-13 Michigan, mencuitkan seruan pemakzulan Trump. "Ingin tanggapan atas ketidakberhasilan presiden yang gagal dan tanpa hukum? Dia adalah krisis. Ideologinya yang berbahaya adalah krisis. Dia perlu dimakzulkan," tulisnya.
 
Ocasio-Cortez membalas Trump: "Selain tidak menerima Amerika yang memilih kami, Anda tidak bisa menerima bahwa kami juga tidak takut pada Anda."
 

Serangan Rasis Trump ke Anggota Kongres Perempuan AS
Ilhan Omar (kiri) dan Rashid Tlaib menjadi anggota Kongres dari Partai Demokrat. (Foto: AFP).
 

Omar mengatakan kepada presiden bahwa dia "menyalakan nasionalisme putih sebab Anda marah karena orang-orang seperti kami terpilih di Kongres dan berjuang melawan agenda penuh kebencian Anda".
 
Dia juga menyebutnya "presiden terburuk, paling korup, dan tidak kompeten yang pernah kita lihat". Dan Pressley berbagi tangkapan layar cuitan Trump, menambahkan: "Ini layaknya rasisme. Kami menunjukkan seperti apa demokrasi."
 
Tokoh Partai Demokrat yang mencalonkan diri sebagai calon presiden juga mengecam Trump. Senator Elizabeth Warren berkata "komentar jahat" itu adalah "serangan rasis dan xenophobia". Beto O'Rourke berkata, "Ini rasis. Wanita kongres ini sama Amerika-nya seperti Anda."
 
Bernie Sanders juga menuduh Tuan Trump melakukan rasisme. Beberapa Republikan lekas membuat komentar, meskipun kolumnis pendukung Partai Republik Meghan McCain -- putri John McCain -- berkomentar: "Ini rasis."
 
Sejumlah komentator lain juga membanjiri jejaring media sosial dengan kritik.
 
Wartawan Gedung Putih Brian J Karem mencuit pada presiden: "Selamat pagi, terlalu rasis?" sementara komentator politik AS Josh Rogin bertutur: "Ini adalah hal baru, mengerikan, rasis, menyedihkan, bahkan untuk Trump."
 
Trump sejak itu kembali menulis tweet, mendukung komentar aslinya dan lebih lanjut mengkritik "orang-orang yang berbicara buruk tentang negara kita".
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan