Seperti dilansir Channel News Asia, Selasa 20 November 2018, rencana komunikasi konferensi ini direncanakan pada hari ini. Namun salah seorang sumber Bloomberg mengatakan, rencana itu kemungkinan diundur.
Setelah kecelakan yang menewaskan 189 orang di pesawat Lion Air PK LQP JT610 itu, pengawas penerbangan AS (Federal Aviation Administration/FAA) memperingatkan maskapai bahwa data keliru dari sensor sistem anti-stall (kerusakan mesin) bisa membuat pesawat menukik. Hal ini bahkan bisa terjadi ketika sistem autopilot dinonaktifkan dan membuat pilot mengendalikan pesawat.
Sementara maskapai American Airlines pada pekan lalu tidak menyadari adanya fungsi dari sistem yang disebut Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) itu didesain untuk mencegah 737 MAX mengalami stall. Sementara pihak penyelidik di Indonesia menyebutkan sistem itu disebutkan secara detail di pesawat 737 MAX milik Lion Air.
Boeing sebelumnya juga menyatakan sudah menyediakan dua pembaharuan terbaru terhadap operator di seluruh dunia. Mereka mengatakan akan menjelaskan kembali prosedur menghadapi situasi terkait MCAS.
Melalui pesan kepada karyawan pada Senin 19 November, CEO Boeing Dennis Muilenberg mengatakan, laporan yang mengklaim bahwa manufaktur pesawat itu menyimpan informasi mengenai MCAS dari maskpai adalah tidak benar. Fungsi sistem itu menurut Muilenberg sudah digambarkan dalam panduan operasi awak.
Pada memo diserahkan pada Jumat 16 November, serikat pekerja United Airlines mengatakan bahwa pilot mereka sudah dilatih untuk menghadapi malfungsi MCAS. Meskipun sistemnya tidak disebut bagi pilot yang mengawaki pesawat baru dari pesawat 737 jenis lama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News