Mengenakan baju kuning dan hijau, pendemo meneriakkan "Dilma mundur" dan "pemerintahan korup" di jalanan Sao Paulo. Mereka mendesak Presiden Brasil Dilma Rousseff segera turun dari kursi pemerintahan.
Seperti dikutip AFP, polisi menyebut ada sekitar 682 ribu orang di 195 kota Brasil, sementara pihak lain mengestimasi jumlah mencapai 1,5 juta orang. Hampir separuh dari mereka berkumpul di Sao Paulo.
Aksi serupa terjadi pada pertengahan Maret. Ratusan ribu warga berunjuk rasa damai di lebih dari 50 kota di Brasil untuk mendesak Rousseff mundur.
Ini merupakan kelanjutan aksi protes sebagian masyarakat terhadap pemerintah Brasil yang dinilai tak kompeten, dan juga kecaman terhadap dugaan kasus korupsi perusahaan minyak negara Petrobas.
Aksi massa terbesar terjadi di Sao Paulo, dimana 210 ribu warga berkumpul di lapangan pusat kota. Kumpulan pendemo juga terlihat di ibu kota Brasilia, Porto Alegre dan Rio de Janeiro.
"Kami di sini untuk mengekspresikan kekesalan kami terhadap pemerintah yang korup dan gemar mencuri. Kami meminta Dilma dimakzulkan," ucap Andre Menezes, salah satu pendemo yang beraksi di Avenida Paulista.
"Dia (Dilma) mungkin tidak terlibat langsung dalam korupsi di Petrobas, tapi dia pasti mengetahui mengenai hal tersebut. Bagi saya, hal itu juga membuat dirinya bersalah sehingga layak digulingkan," sambung Andre.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News