Brennan juga melontarkan peringatan mengerikan mengenai keamanan di Eropa saat ini. Menurutnya kemungkinan plot serangan terbaru tidak bisa dihindari.
"Banyak rekan kami di Eropa saat ini tengah menghadapi tantangan, dalam artian meningkatnya individu yang bepergian ke Suriah dan Irak kembali lagi ke negaranya. Jadi kemampuan mereka untuk memonitor dan melakukan pengawasan atas individu ini mengalami gangguan," ujar Brennan, seperti dikutip Associated Press, Selasa (17/11/2016).
Meskipun belum ada konfirmasi resmi bahwa ISIS berada di balik serangan di Paris ataupun menyerang pesawat milik Rusia hingga jatuh dan menewaskan 224 orang pada 31 Oktober, Brennan mengatakan kedua peristiwa itu memiliki tanda-tanda seperti ulah ISIS.
Komentar Brennan dilontarkan saat Prancis, Belgia dan beberapa negara lainnya meningkatkan serangan dalam upaya memburu tersangka pelaku serangan Jumat (17/11/2015). Serangan itu menewaskan 129 jiwa dalam serangan secara serentak.
Adapun serangan di Paris menurut Brennan menilai ini sudah direncanakan sejak lama. "Hal tersebut terlihat dari operasi, senjata, ledakan dan sabuk peledak yang dipersiapkan," imbuh Brennan.
"Saya akan mengantisipasi bahwa (serangan Paris) ini bukan satu-satunya serangan yang dilakukan oleh ISIS," tutur Brennan.
"Seluruh komunitas intelijen di Eropa dan tempat lain bekerja keras untuk mencari tahu perencanaan ISIS berikutnya," pungkasnya.
Brennan menambahkan komunitas intelijen saat ini masih terus berupaya keras. Banyak tekanan yang dibebankan kepada pihak intelijen sekarang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id