"Seantero Chiquitania diguyur hujan. Data satelit kami tidak lagi memperlihatkan adanya kebakaran hutan aktif," kata Menteri Lingkungan Hidup Bolivia Cynthia Asin, dikutip dari laman AFP, Minggu 6 Oktober 2019.
Meski kebakaran hutan telah hampir padam sepenuhnya, Asin mengatakan petugas pemadam akan menunggu dan memantau selama 24 untuk memastikan tidak ada lagi titik api.
Bolivia bagian timur merupakan area yang terkena dampak terparah dari kebakaran hutan. Intensitas kebakaran hutan di Bolivia yang terjadi sejak Mei itu sempat meningkat pada akhir Agustus.
Untuk memadamkan api, Bolivia mengerahkan sejumlah pesawat pemadam, Supertanker Boeing 747 dan juga Ilyushin asal Rusia. Sementara aparat gabungan yang dikerahkan meliputi ribuan petugas pemadam, prajurit dan juga polisi.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup Bolivia, kebakaran hutan telah menghanguskan lebih dari empat hutan hektare lahan di negara tersebut.
Hutan lindung Tucava seluas 100 hektare di Santa Cruz termasuk dari area yang terbakar hebat.
Sejumlah pakar lingkungan menilai kebakaran hutan di Bolivia merupakan dampak dari sejumlah kebijakan Presiden Evo Morales, yang mendorong pembakaran lahan untuk mengembangkan produksi pertanian.
Membela diri, pemerintahan Morales menyebut kebakaran hutan di Bolivia terjadi karena cuaca kering dan tiupan angin kencang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News