Dikutip dari CGTN, Senin 20 Januari 2020, korban kedua juga mengembuskan napas terakhir setelah sempat hendak dirawat akibat luka fatal senjata api. Biro Investigasi Federal (FBI) mengaku telah merespons seorang "penembak aktif" di wilayah Waikiki, Hawaii.
"Ada penembak aktif di Waikiki. Kami tengah meresponsnya. Situasi ini masih berkembang," kata teknisi operasional FBI di Honolulu, Derek Hayes.
Tidak lama usai kejadian, rumah tempat terjadinya penembakan hangus terbakar. Sejumlah saksi mata mengatakan api merembet ke sedikitnya empat rumah sekitar.
Beberapa kendaraan, termasuk mobil milik Kepolisian Honolulu, juga terbakar di lokasi kejadian.
Jumat kemarin, Empat orang tewas dan satu lainnya terluka dalam penembakan di sebuah rumah di Utah, AS. Penembakan terjadi di kota Grantsville, di pinggir dari ibu kota Utah, Salt Lake City.
Sejumlah media lokal menyebut pelaku dan para korban berasal dari satu keluarga.
Akhir Desember lalu, penembakan di sebuah gereja di Texas menewaskan satu orang dan melukai satu lainnya. Pada November 2017, seorang pria bersenjata menembak mati 26 jemaah selama kebaktian di sebuah gereja Baptis di Sutherland Springs, Texas, di luar San Antonio.
Hampir setahun kemudian, pada Oktober 2018, seorang penembak antiSemit membunuh 11 orang di sebuah sinagog di Pittsburgh.
Jumlah penembakan massal di AS tahun lalu disebut-sebut sebagai yang terburuk dalam sejarah negara tersebut. Berdasarkan data yang disusun oleh Associated Press (AP), USA Today dan Northeastern University, terdapat 41 insiden pembunuhan massal di AS tahun ini, dengan total kematian mencapai 211.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News