Melalui juru bicara Stephane Dujarric, Gutteres menekankan pentingnya menyeret dalang di balik kejahatan brutal tersebut ke hadapan hukum.
Hingga saat ini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan di Mogadishu. Namun, kelompok militan al-Shabaab dikenal sering melancarkan serangan bom bunuh diri di ibu kota Somalia.
Guterres menekankan kembali komitmen penuh PBB dalam mendukung pemerintah dan masyarakat Somalia dalam mewujudkan negara maju dan damai. Ia juga menyampaikan rasa belasungkawa mendalam kepada keluarga korban tewas, dan mendoakan agar semua korban luka dapat segera sembuh.
Dari deretan korban tewas, dua di antaranya merupakan warga negara Turki.
Duta Besar Turki untuk Somalia Mehmet Yilmaz mengatakan 36 korban luka sedang dirawat di rumah sakit Recep Tayyip Erdogan Hospital. Sembilan dari mereka yang dirawat sedang menjalani operasi bedah.
Ledakan bunuh diri yang berasal dari sebuah truk itu terjadi di area bernama Ex-Control Afgoye di Mogadishu. Ledakan terjadi di pagi hari, saat masyarakat tengah memulai aktivitas mereka.
"Siswa dan mahasiswa yang baru saja berangkat dari rumah masing-masing termasuk dalam deretan korban tewas," kata Ismail Mukhtar Orango, juru bicara pemerintah Somalia.
Al-Shabaab telah terusir dari ibu kota Somalia pada 2011, namun masih menguasai banyak wilayah di pedesaan. Selain di Somalia, al-Shabaab juga kerap menyeberang ke Kenya dan melancarkan serangan di sana.
Dua pekan lalu, lima orang tewas dalam serangan al-Shabaab di sebuah hotel populer di Mogadishu. Hotel tempat terjadinya serangan sering dijadikan lokasi pertemuan para politisi, perwira militer dan juga diplomat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News