Trump juga menegaskan, AS tidak akan membatalkan kontrak apa pun dengan Arab Saudi, khususnya di bidang militer. Ia menyebut, pembatalan kerja sama akan menjadi langkah bodoh yang akan menguntungkan Tiongkok dan Rusia.
"Sangat mungkin Putra Mahkota mengetahui peristiwa tragis ini. Mungkin ia yang lakukan dan mungkin juga tidak," kata Trump, dikutip dari AFP, Rabu 21 November 2018.
"Badan intelijen AS masih mempelajari bukti seputar pembunuhan Khashoggi dan mencari tahu siapa yang merencanakan," lanjut dia.
Pernyataan ini pun ditanggapi oleh Senator dari Partai Demokrat, Ron Wyden, yang mendesak pejabat intelijen AS terus melakukan penyelidikan publik atas plot pembunuhan Khashoggi. Namun tidak diketahui tanggapan Gedung Putih atas permintaan Wyden.
Sementara itu, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al Saud membela Putra Mahkota terkait hal ini. Raja Salman justru memuji penyelidikan kasus ini.
Dalam pidato tahunan Dewan Shura, Raja Salman menepis anggapan tuduhan Pangeran Mohammed di balik pembunuhan itu. Dirinya pun melihat proses penyelidikan yang dilakukan Jaksa Arab Saudi terhadap kematian yang sebelumnya menetap di Amerika Serikat (AS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News