Pria 35 tahun itu, yang merupakan kepala Majelis Nasional Venezuela, disambut bak pahlawan saat pulang ke Caracas pada Senin 4 Maret. Guaido nekat pulang meski dirinya menyadari berada di bawah ancaman penangkapan oleh Maduro karena melanggar larangan bepergian.
"Mereka (pemerintahan Maduro) sedang tenggelam dalam kontradiksi, mereka tidak tahu bagaimana cara merespons keluhan warga Venezuela," tutur Guaido kepada awak media, seperti dinukil dari media AFP, Selasa 5 Maret 2019.
"Jika mereka berpikir tekanan (oposisi) sudah mencapai puncaknya, mereka salah, karena semua ini baru saja dimulai," lanjut dia.
Masih di hari yang sama, Guaido bertemu beberapa pemimpin serikat pegawai sektor publik Venezuela. "Para pekerja sektor publik ini sudah kehilangan banyak hak-hak yang seharusnya mereka dapatkan. Kami tidak mempunyai opsi lain kecuali menyerukan unjuk rasa sipil," ungkap Guaido.
Dilanda krisis ekonomi akut, Venezuela kemudian juga jatuh ke dalam 'tornado' politik saat Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden interim pengganti Maduro pada Januari lalu. Sedikitnya 50 negara, termasuk Amerika Serikat, mendukung deklarasi Guaido.
Saat tiba di Caracas usai melakukan tur 10 hari ke Amerika Selatan, Guaido mengumumkan bahwa puluhan ribu pendukungnya akan menggelar unjuk rasa baru dalam menentang Maduro pada Sabtu 9 Maret mendatang. Penyaluran gelombang bantuan kemanusiaan akan menjadi salah satu isu yang disuarakan dalam demonstrasi mendatang.
Tujuan dari pergerakan Guaido ini adalah mendorong adanya pemerintahan transisi dan menggelar pemilihan umum baru. Guaido menilai pemerintahan periode kedua Maduro tidak sah karena pemilu sebelumnya diboikot sebagian besar oposisi.
Utusan AS untuk Venezuela Elliott Abrams mengatakan popularitas Maduro saat ini begitu rendah, sehingga akan menjadi semacam "hadiah" jika petahana memutuskan ikut dalam pemilu baru di Venezuela.
"Nantinya semua keputusan itu akan berada di tangan warga Venezuela," tutur Abrams.
Baca: Rusia Kecam Intervensi Keji AS di Venezuela
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News