Siklon Tropis Idai telah memicu bencana masif di Mozambik, Zimbabwe dan juga Mali (Foto:AFP)
Siklon Tropis Idai telah memicu bencana masif di Mozambik, Zimbabwe dan juga Mali (Foto:AFP)

PBB Khawatir Siklon Idai Picu Bencana Terbesar di Afrika

Willy Haryono • 20 Maret 2019 11:36
New York: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut Siklon Tropis Idai telah memicu 'bencana masif' di Mozambik, Zimbabwe dan juga Mali yang berdampak buruk terhadap ratusan ribu hingga jutaan warga di tiga negara tersebut.
 
Siklon Tropis Idai telah memicu banjir bandang dan tanah longsor yang menghancurkan berbagai ruas jalan, rumah, jembatan dan infrastruktur lainnya di ketiga negara.
 
"Situasi sekarang dapat berujung pada bencana terbesar terkait cuaca buruk yang pernah melanda belahan Bumi bagian selatan," ujar Clare Nullis dari agensi cuaca PBB kepada kantor berita BBC, Selasa 19 Maret 2019.

Christian Lindmeier dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa, "kita semua perlu menyalurkan bantuan logistik semaksimal mungkin" ke Mozambik, Zimbabwe dan juga Mali.
 
Sebelumnya, Presiden Mozambik Filipe Nyusi menyebut Siklon Idai telah memicu "bencana kemanusiaan dalam skala besar." Dia khawatir sekitar 1.000 orang tewas akibat bencana ini, meski data resmi pemerintah sejauh ini menempatkan jumlahnya di angka 84.
 
Wilayah terparah dilanda Siklon Tropis Idai adalah kota Beira di provinsi Sofala, Mozambik. Idai menghantam kota tersebut pada Kamis pekan kemarin dengan membawa angin berkecepatan 177 kilometer per jam.
 
Sejumlah foto udara yang dirilis organisasi nirlaba Mission Aviation Fellowship memperlihatkan sekelompok warga yang berada di atap rumah di tengah banjir. "Skala kerusakan di Beira sangat masif dan mengerikan," tutur Federasi Internasional Palang Merah dan Masyarakat Bulan Sabit Merah (IFRC).
 
IFRC menyebut 90 persen dari kota Beira -- populasi sekitar 530 ribu jiwa -- dan area sekitarnya berada dalam kondisi "rusak atau hancur." "Situasi saat ini sangat buruk. Skala kerusakannya benar-benar masif," ungkap Jamie LeSueur dari IFRC.
 
"Hampir semuanya hancur. Jaringan komunikasi juga benar-benar terputus, dan sejumlah akses jalan rusak. Beberapa wilayah belum dapat dijangkau," sambung dia.
 
Gubernur provinsi tetangga Manica, Manuel Rodrigues, meminta bantuan darurat untuk menyelamatkan warga yang masih terperangkap di tengah banjir bandang dan longsor.
 
"Sangat sedih saat kami melihat area (terdampak bencana) dari udara. Kami melihat orang-orang terperangkap dan meminta tolong," ucap Rodrigues kepada Jose Tembe dari BBC.
 
"Warga bertahan di atas atap rumah. Beberapa lainnya berada di tengah genangan banjir. Kami melihat banyak orang. Kami hanya bisa membayangkan, mereka semua sudah ada di sana selama dua atau tiga hari, tanpa makanan dan air bersih," lanjut dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan