Bos Playboy Cooper Hefner mengaku konten Facebook melanggar kebijakan dan peraturan perusahaan. Tak hanya itu, menurut Hefner konten salah satu media sosial terbesar dunia tersebut bertentangan dengan nilai-nilai Playboy.
"Facebook terlalu bersifat represif secara seksual," kata Hefner lewat akun Twitternya, seperti dilaporkan Fox News, Kamis 29 Maret 2018.
Hefner menambahkan, kasus Cambridge Analytica membuka matanya atas cara Facebook memperlakukan data pengguna.
"Kejadian tersebut mengenai campur tangan pemilu Amerika Serikat (AS), dan lebih daari 25 juta pengguna yang terkena dampaknya adalah penggemar Playboy," kata dia.
Sementara itu, bos Facebook Mark Zuckerberg sudah meminta maaf atas insiden tersebut. Dia berjanji akan lebih hati-hati dalam menjaga data para pengguna.
Meski pun akun Playboy di Facebook telah dihapus, namun versi luar negeri seperti di Jerman dan Filipina masih aktif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News