Oposisi memprotes hasil pilpres tersebut karena tribunal hanya memeriksa sekitar 6 persen dari total suara. Mereka menginginkan tribunal memeriksa ribuan tempat pemungutan suara lainnya.
Seperti dikutip BBC, sejumlah pengamat internasional meminta kedua kubu untuk menghitung ulang hasil pilpres demi mencegah adanya lebih banyak aksi kekerasan.
Aturan jam malam diberlakukan setelah unjuk rasa pro oposisi berlangsung sejak beberapa hari terakhir. Sedikitnya tiga orang tewas dan ratusan lainnya ditangkap di tengah kekacauan tersebut.
Ribuan warga Honduras berunjuk rasa damai pada akhir pekan untuk menunjukkan dukungan mereka kepada tokoh oposisi, Salvador Nasralla.
Nasralla, mantan presenter saluran televisi, menuduh rivalnya telah memanipulasi hasil pilpres.
Amerika Serikat dan sejumlah organisasi meminta Honduras menahan diri untuk tidak melakukan aksi kekerasan. AS meminta masyarakat untuk menyerahkan proses penghitungan ulang ke pihak berwenang.
Dengan 95 persen total suara yang sudah dihitung, Presiden Hernandez meraih 42,9 persen, sementara Nasralla 41,4 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News