“Warga yang hilang kemungkinan pada akhirnya akan ditemukan,” ungkap Juru bicara NEMA Carl Smith, dilansir dari AFP, Kamis 12 September 2019.
“Hasil penyelidikan kami menyatakan sekitar 2.500 orang yang terdaftar dalam pencarian orang hilang," kata Smith.
"Daftar ini belum dibandingkan dengan catatan pemerintah mengenai tempat tinggal warga di penampungan atau yang telah dievakuasi," sebutnya.
"Beberapa penduduk yang telah dievakuasi dari Abaco dan Grand Bahama belum terdaftar dalam layanan sosial. Namun, kami dapat mendata ulang kembali data yang kami miliki, dan segera mengabarkan anggota keluarga serta menyatukan kembali para warga yang selamat," ujar Smith.
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) PBB mengatakan, ribuan warga telah dievakuasi dan sekitar 860 orang berada di tempat penampungan darurat di Ibu Kota Nassau.
“Setidaknya 50 orang tewas dalam badai itu, karena badai ini termasuk badai Kategori 5, dan angka ini akan meningkat secara signifikan saya perkirakan,” sebut pihak berwenang setempat.
"Kami tidak akan berspekulasi tentang statistik yang terdata meninggal dunia. Namun, Kami mengerti bahwa orang-orang prihatin dan kami juga," kata Smith.
Smith menambahkan jaringan listrik Abaco mengalami kerusakan parah. "Pembangkit listrik Marsh Harbour hancur total," katanya tentang kota terbesar di pulau yang berpenduduk lebih dari 15.000 orang.
Seorang pejabat dari Bahamas Power and Light Ltd mengatakan listrik di selatan Abaco dapat dipulihkan dalam waktu sekitar tiga minggu. Tetapi, mungkin beberapa bulan sebelum pulau lainnya mendapatkan listrik.
Firma peneliti, RMS, mengakatan, Badai Dorian kemungkinan menyebabkan antara USD3,5 miliar atau sekitar Rp49 Triliun dan USD6,5 miliar atau Rp91 Triliun terkait kerusakan yang diasuransikan di Karibia, terutama di Bahamas.
Penulis: Rifqi Akbar
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News