Trump telah menggunakan veto ketiganya pada Rabu 24 Juli. Ia menegaskan penjualan senjata ke Saudi merupakan hal penting bagi kepentingan nasional AS.
Baca: Trump Veto Pelarangan Penjualan Senjata ke Arab Saudi
Dalam pemungutan suara di Kongres pada Senin 29 Juli, lima politisi Partai Republik menambah jumlah suara Partai Demokrat dalam upaya menghalangi veto Trump.
Dikutip dari BBC, Selasa 30 Juli 2019, upaya tersebut berakhir gagal karena suara menentang penjualan senjata kalah tipis dengan selisih angka 45-40. Sebanyak 15 senator abstain.
Sejumlah kritikus khawatir senjata AS tersebut dapat digunakan terhadap warga sipil dalam konflik Yaman. Namun Trump berpendapat bahwa mencegah penjualan senjata ke Saudi akan "melemahkan daya saing global Amerika."
Ia juga berargumen bahwa pelarangan penjualan senjata berpotensi merusak hubungan dengan beberapa mitra AS. Resolusi pelarangan penjualan senjata disepakati politikus Partai Demokrat dan juga Republik di dua kamar Kongres.
Sejumlah politisi, termasuk beberapa senator Republik, meyakini bahwa tidak ada alasan kuat untuk melangkahi Kongres dalam hal penjualan senjata ini.
Senator Demokrat Ben Cardin mengecam para politisi Republik yang memilih membiarkan Trump menggunakan hak veto. Menurutnya, mereka telah "menyalahgunakan wewenang" dalam melakukan pengawasan terhadap presiden.
"Kami memiliki tanggung jawab legal dan moral untuk memastikan senjata AS tidak digunakan untuk menekan hak asasi manusia atau melakukan pelanggaran terhadap warga sipil," kata Cardin.
Mei lalu, pemerintah Trump mengumumkan bahwa penjualan senjata ke Saudi dan Uni Emirat Arab akan berlangsung sesuai rencana. Untuk mewujudkan hal tersebut, Trump bahkan telah mendeklarasikan status darurat nasional.
Dia mengatakan keputusan itu harus diambil demi menghadapi ancaman dari Iran. Ketegangan kedua negara memburuk sejak Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir Iran 2015.
Iran membalas langkah AS dengan turut melanggar perjanjian Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), dan mengaku akan menambah pasokan serta pengayaan uranium.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News