Seorang warga memberikan hak suaranya dalam referendum kesepakatan damai pemerintah Kolombia dengan pemberontak FARC, 2 Oktober 2016. (Foto: AFP/KENA BETANCUR)
Seorang warga memberikan hak suaranya dalam referendum kesepakatan damai pemerintah Kolombia dengan pemberontak FARC, 2 Oktober 2016. (Foto: AFP/KENA BETANCUR)

Warga Kolombia Tolak Perdamaian Kolombia-FARC

Arpan Rahman • 03 Oktober 2016 11:46
medcom.id, Bogota: Warga Kolombia menolak kesepakatan damai pemerintah dengan pemberontak sayap kiri FARC lewat referendum yang digelar pada Minggu (2/10/2016). 
 
Hasil referendum menjadi kemunduran besar bagi Presiden Juan Manuel Santos, yang bersumpah akan menjaga keutuhan gencatan senjata. Santos tidak mau menyerah dan akan terus berkampanye untuk mengakhiri perang saudara yang telah berlangsung selama setengah abad.
 
Sebanyak 99 persen pemilih, menurut laporan dari TPS, memberikan 50,2 persen suara menentang kesepakatan dengan pemberontak bersenjata Kolombia. Sementara 49,8 persen menyetujui perjanjian damai. Selisih tersebut kurang dari 57.000 orang dari total 13 juta penduduk Kolombia. Jajak pendapat sebelum referendum telah meramalkan suara "setuju" akan menang dengan marjin mendekati dua banding satu.

"Saya takkan menyerah. Saya akan terus mencari perdamaian sampai saat terakhir mandat saya," kata Santos dalam pidato televisi mengakui kekalahannya, seperti dilansir Washingtonpost.com
 
Santos memerintahkan para negosiator kembali ke Kuba untuk berkonsultasi dengan para pemimpin FARC yang sedang menanti hasil pemilu di negara itu. Dia juga berjanji menerima masukan dari kubu lawan dalam upaya menyelamatkan dan memperkuat kesepakatan. 
 
"Itu (menerima masukan lawan) merupakan kesempatan terbaik Kolombia untuk mengakhiri konflik yang telah menewaskan 220.000 orang dan membuat hampir 8 juta orang kehilangan tempat tinggal," ucap Santos.
 
Seperti dilaporkan Associated Press, hasil mengejutkan di Kolombia sebanding dengan keputusan Inggris meninggalkan Uni Eropa dalam referendum Brexit.
 
Penolakan menimbulkan ketidakpastian prospek kesepakatan damai yang ditandatangani kurang dari sepekan lalu oleh Santos dan FARC. Acara penandatanganan tersebut dihadiri para kepala negara sahabat, Sekjen PBB Ban Ki-moon, dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan