Presiden AS Donald Trump di sela Sidang Umum ke-74 PBB di New York, 24 September 2019. (Foto: AFP/SAUL LOEB)
Presiden AS Donald Trump di sela Sidang Umum ke-74 PBB di New York, 24 September 2019. (Foto: AFP/SAUL LOEB)

Mekanisme Pemakzulan Presiden Amerika Serikat

Willy Haryono • 25 September 2019 13:56
Washington: Dorongan Partai Demokrat di Kongres Amerika Serikat (AS) untuk memakzulkan Presiden Donald Trump atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan terus mendapat momentum.
 
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi awalnya kurang berminat untuk mengajukan pemakzulan di tiga tahun pertama kepresidenan Trump.
 
Namun, munculnya dugaan Trump telah menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk menjatuhkan Joe Biden -- kandidat calon presiden dari Demokrat -- mengubah pendirian Pelosi.

Niat Pelosi memakzulkan Trump kian mantap setelah sekitar 150 dari 235 anggota Demokrat di DPR AS menunjukkan dukungannya untuk mendepak petahana. Alhasil, Pelosi pun mengumumkan penyelidikan resmi pemakzulan Trump pada Selasa 24 September.
 
Sejauh ini, dikutip dari kantor berit AFP, Rabu 25 September 2019, belum ada satu pun politikus Partai Republik yang mendukung upaya pemakzulan Trump. Padahal, Senat AS yang merupakan salah satu elemen penting dalam upaya pemakzulan seorang presiden, dikuasai Republik.
 
Trump merespons upaya pemakzulan ini, dan menyebutnya sebagai sesuatu yang "bodoh" dan "tidak masuk akal."
 
Seperti apa mekanisme pemakzulan di AS?
 
Jika sejumlah pejabat meyakini seorang presiden AS bersalah atas "pengkhianatan, penyuapan dan kejahatan luar biasa lainnya," maka proses pemakzulan dapat dimulai di level DPR.
 
Anggota dari fraksi manapun dapat mengajukan resolusi pemakzulan, yang nantinya akan dikirim ke sebuah komite, dalam hal ini Komite Yudisial DPR.
 
Kalau bukti pemakzulan cukup kuat, komite akan membuat semacam artikel pemakzulan, atau "dakwaan" jika menggunakan istilah hukum. DPR kemudian dapat meloloskan dakwaan ini lewat pemungutan suara.
 
Artikel atau dakwaan itu kemudian akan dikirim ke Senat untuk dipakai dalam sebuah proses persidangan. Perwakilan dari DPR akan bertindak sebagai jaksa, dan presiden akan didampingi sejumlah pengacara.
 
Kepala Mahkamah Agung AS akan memimpin sidang di Senat tersebut. Proses selanjutnya adalah pemungutan suara oleh 100 anggota Senat. Pemakzulan baru akan dieksekusi jika didukung mayoritas dua pertiga dari total suara.
 
Ketika presiden telah resmi dimakzulkan di level Senat, maka wakil presiden akan menggantikannya di Gedung Putih.
 
Skandal Ukraina
 
Upaya pemakzulan Trump berawal dari seorang pembocor rahasia atau whistleblower. Ia menyebut Trump telah beberapa kali menekan Zelenskiy via telepon untuk menyelidiki dugaan korupsi Hunter Biden, anak dari Joe Biden yang pernah menjadi dewan direksi di sebuah perusahaan di Ukraina.
 
Mengenai tudingan telepon, Trump mengaku memang pernah berbicara dengan Zelenskiy pada Juli lalu, namun tidak membicarakan Hunter Biden maupun ayahnya. Dalam sebuah acara di Iowa, Joe Biden sempat meminta Trump untuk merilis transkrip percakapannya dengan Zelenskiy.
 
Ukraina juga membantah adanya tekanan. Menlu Ukraina Vadym Prystaiko berkukuh bahwa negaranya independen, dan Kiev tidak pernah ikut campur dalam politik negara lain, termasuk AS.
 
Prystaiko mengonfirmasi bahwa Trump dan Zelenskiy memang sempat berbicara via telepon pada Juli lalu, namun percakapan berlangsung hangat tanpa tekanan.
 
Belum pernah ada presiden AS yang lengser dari jabatannya lewat pemakzulan. Namun, ancaman pemakzulan telah membuat Richard Nixon mengundurkan diri sebagai Presiden AS pada 1974 terkait skandal Watergate.
 
Sedangkan dua presiden lainnya berhasil mengalahkan upaya pemakzulan. Andrew Johnson (1868) dan Bill Clinton (1998) sebenarnya sama-sama telah dimakzulkan di level DPR AS. Namun, kasus keduanya terhenti di level Senat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan