"Ada seorang pejabat polisi yang mengaku telah memegang surat instruksi untuk melakukan penangkapan ilegal terhadap saya," kata Morales dalam akun Twitter pribadinya, dialnsir dari AFP, Senin, 11 November 2019.
Dia juga mengaku ada sejumlah "kelompok brutal" yang menyerang rumahnya usai pengumuman pengunduran diri. "Mereka semua telah merusak aturan hukum," ucap dia.
Luis Fernando Camacho, pemimpin konservatif, membenarkan adanya surat perintah penangkapan Morales. Camacho merupakan tokoh penggerak aksi protes di Bolivia yang telah berlangsung selama tiga pekan. Ujung dari demonstrasi ini adalah pengunduran diri Morales.
Dalam tulisannya di Twitter, Camacho menegaskan bahwa polisi sedang mencari Morales di Chapare, sebuah area di Cochabamba pusat.
"Militer mengambil pesawat kepresidenan, dan saat ini Morales sedang bersembunyi di Chapare. Mereka mengejarnya," tulis Camacho.
Dari wilayah Chapare, Morales mengumumkan pengunduran dirinya di televisi. Ia mengundurkan diri usai kehilangan dukungan dari militer dan kepolisian.
Morales -- mantan petani koka dan presiden pertama Bolivia dari etnis pribumi -- dinyatakan menang dalam pemilihan umum pada 20 Oktober lalu. Ia pun melanjutkan kepemimpinan ke periode keempat, usai pertama kali menjabat pada 2006.
Namun pihak oposisi menilai adanya kecurangan dalam proses penghitungan suara. Gelombang aksi protes pun dimulai, yang telah berlangsung selama lebih kurang tiga pekan. Aksi protes telah menewaskan tiga orang dan melukai ratusan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News