Kecaman dilayangkan Morales dari Meksiko, negara tetangga yang telah memberikannya suaka.
"Dia (Anez) adalah senator sayap kanan yang memicu terjadinya kudeta," tulis Morales via Twitter, dilansir dari laman AFP, Rabu 13 November 2019.
Anez mendeklarasikan dirinya dalam sebuah sesi di Kongres Bolivia. Deklarasi itu disampaikannya sendiri karena sesi di kongres tersebut gagal mencapai kuorum -- jumlah minimum anggota yang harus hadir.
Usai menjadi presiden interim, Anez menegaskan bahwa dirinya akan segera menggelar pemilihan umum di Bolivia.
Menurut Morales, status presiden interim Anez tidak sah karena sesi di Kongres gagal mencapai kuorum. "Dia mendeklarasikan diri tanpa kuorum legislatif, dengan dikelilingi sejumlah kroni dan juga didukung oleh polisi serta militer yang merepresi rakyat," ungkap Morales.
Mendapat suaka, Morales berterima kasih kepada Meksiko. Ia menyebut Meksiko telah berhasil menyelamatkan nyawanya usai mengundurkan diri sebagai presiden Bolivia pada Minggu 10 November.
Morales mengundurkan diri usai kehilangan dukungan dari kepolisian dan juga militer Bolivia. Selain morales, wakil presiden Bolivia dan sejumlah pejabat tinggi lainnya juga mengundurkan diri.
Unjuk rasa di Bolivia dipicu tudingan kubu oposisi bahwa proses penghitungan suara dalam pemilu bulan lalu dipenuhi kecurangan.
Pengunduran diri massal membuat Bolivia mengalami vakum kekuasaan. Militer Bolivia telah sepakat untuk menggelar operasi gabungan bersama jajaran kepolisian dalam mencegah dan mengantisipasi aksi kekerasan.
Awalnya militer Bolivia menolak ikut campur, karena menilai masalah seputar mundurnya Morales sebagai isu politik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News