Gelombang protes berskala nasional di Ekuador, yang meliputi penutupan sejumlah ruas jalan, penjarahan dan bentrokan, dipicu aksi unjuk rasa menentang pemangkasan subsidi bahan bakar minyak.
Ribuan demonstran, termasuk mereka yang berasal dari sejumlah suku asli Ekuador, beramai-ramai bergerak menuju istana kepresidenan di Quito pada Selasa 8 Oktober 2019. Mereka terus bergerak di tengah gas air mata, dan sempat menerobos masuk ke gedung kongres.
Dilansir dari DW, Pengunjuk rasa berhasil menguasai dua instalasi minyak dan juga perusahaan Petroecuador. Mereka memperingatkan pemerintah bahwa sepertiga dari total produksi minyak di Ekuador dapat hilang begitu saja jika aksi protes berlanjut.
Di luar ibu kota, sejumlah pedemo merusak dan menjarah pertokoan. Aksi tersebut dilakukan mereka yang juga berlari menghindari kejaran aparat keamanan.
Senin malam kemarin, Moreno yang berbicara dari Guayaquil menegaskan akan tetap memangkas subsidi BBM. Moreno menuduh mantan presiden Ekuador Rafael Correa berusaha menggulingkan dirinya dengan dibantu Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
"Maduro dan Correa telah memulai rencana menggoyang stabilitas (Ekuador)," tutur Moreno, yang hadir bersama sejumlah perwira militer.
Moreno mengatakan pemerintahannya bersedia menyambut upaya mediasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau pihak lainnya untuk meredam krisis saat ini.
Sementara itu Correa, yang berbicara kepada awak media di Belgia, membantah tudingan Moreno. Ia menegaskan sama sekali tidak sedang menjalankan rencana kudeta, atau tengah berkonspirasi bersama Venezuela.
"Mereka (Pemerintah Ekuador) berbohong. Mereka bilang saya sangat berkuasa, dan bisa memimpin jalannya aksi unjuk rasa hanya dengan bermodal telepon genggam dari Brussels," kata Correa.
"Faktanya adalah, masyarakat (Ekuador) sudah tidak tahan lagi atas kondisi saat ini. Itu adalah realitas," sambung dia.
Correa dihadapkan pada sejumlah tuntutan di Ekuador, termasuk soal korupsi dan penyalahgunaan wewenang. Ia mengaku baru akan pulang saat terjadi perubahan kepemimpinan di Ekuador.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News