"Berbicara mengenai sah atau tidaknya pemerintahan Maduro, deklarasi interim (Guaido) juga sama, atau bahkan lebih tidak sah lagi," ungkap Novoa, seperti dikutip dari laman Sputnik, Sabtu 9 Februari 2019.
"Saya tidak akan berkomentar mengenai argumen Guaido soal pendeklarasian dirinya. Tapi menurut saya deklarasi itu tidak sejalan dengan Artikel 233 di dalam konstitusi Venezuela," lanjut dia.
Mengenai situasi terkini di Venezuela, di mana saat ini ada "dua presiden," Uruguay meyakini cara terbaik menyelesaikannya adalah dengan menggelar pemilihan umum terbaru.
Januari lalu, Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden interim pengganti Maduro. Ia menilai masa kepemimpinan kedua Maduro tidak sah karena pemilihan umum tidak diikuti banyak oposisi -- sebagian di penjara, sebagian memboikot.
Klaim Guaido langsung diakui Amerika Serikat dan beberapa negara kawasan lainnya. Sejumlah negara besar Eropa juga ikut mendukung Guaido, setelah sebelumnya melayangkan ultimatum kepada Maduro.
Sementara pemerintahan Maduro didukung Tiongkok, Rusia dan beberapa negara lain.
Selama ini Maduro mencurigai AS sebagai dalang di balik terjadinya krisis ekonomi dan politik di Venezuela. Ia juga menuduh Washington berusaha mendorong terjadinya kudeta di Caracas.
Baca: Venezuela Blokade Pengiriman Bantuan Kemanusiaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News