Dalam peristiwa di Sacaba pada Jumat kemarin, pasukan keamanan menembaki pedemo pro-Morales. Delapan orang tewas dalam penembakan tersebut.
Seorang dokter di Sacaba mengatakan sebagian besar korban tewas dan luka mengalami luka tembak.
Sabtu 16 November 2019, Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa Michelle Bachelet mengingatkan bahwa gelombang kekerasan di Bolivia dapat "melonjak tak terkendali."
"Aksi represif oleh pemerintah (Bolivia) kemungkinan akan menghancurkan prospek terjadinya dialog," lanjut Bachelet, dikutip dari BBC.
Di tengah tudingan terjadinya kecurangan dalam pemilu, Morales mengundurkan diri pada 10 November lalu. Saat ini ia berada di Meksiko usai mendapat perlindungan suaka.
Morales menegaskan dirinya tidak bersalah dalam tudingan kecurangan pemilu. Ia juga mengklaim dirinya tidak akan bisa dijerat pasal apapun.
Senator wanita Jeanine Anez telah mendeklarasikan diri sebagai presiden interim Bolivia. Ia mengatakan Morales bisa saja langsung dijerat suatupasal jika nanti pulang ke Bolivia.
Sebelumnya, Morales mengatakan bahwa pemilihan umum terbaru di Bolivia dapat digelar tanpa dirinya.
"Demi demokrasi, jika mereka memang tidak ingin saya ikut pemilu, maka saya tidak akan emgnikutinya," ujar Morales di Meksiko.
Ia mengaku tidak tahu siapa yang akan jadi kandidat dari partainya, Movement for Socialism (MAS). Menurutnya, semua itu tergantung kehendak rakyat.
Morales mengaku ingin kembali ke Bolivia begitu surat pengunduran dirinya telah disetujui badan legislatif. "Jika sudah disetujui, maka saya bisa pulang ke Bolivia sebagai warga biasa," ungkap MOrales.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News