Serangan dilakukan AS saat gempuran pasukan Suriah di provinsi Idlib menewaskan satu warga sipil. Serangan Suriah tersebut merupakan sebuah pelanggaran terhadap gencatan senjata di Idlib yang dimediasi Rusia.
Kemenhan AS atau Pentagon mengatakan bahwa serangan misil Washington ditujukan kepada sekelompok pemimpin grup al-Qaeda di Idlib bagian utara. Pentagon tidak menyebutkan jenis misil yang digunakan dalam serangan.
Sementara menurut SOHR, serangan AS membunuh petinggi sejumlah grup ekstremis dan beberapa faksi lainnya di dekat kota Idlib.
"Misil AS menggempur pertemuan yang diadakan oleh para petinggi Hurras al-Deen, Ansar al-Tawhid dan grup lainnya di dalam sebuah kamp pelatihan," kata kepala SOHR, Rami Abdel Rahman, dikutip dari laman AFP.
"Sebanyak 40 petinggi grup tersebut tewas," lanjutnya.
Komando Pusat AS (CENTCOM) mengonfirmasi bahwa serangan di Idlib memang ditujukan kepada petinggi grup al-Qaeda in Syria (AQ-S). "Grup tersebut bertanggung jawab atas rangkaian serangan yang mengancam masyarakat AS, mitra-mitra kami dan juga warga sipil," ucap CENTCOM.
"Hancurnya fasilitas dalam serangan tersebut akan semakin menurunkan kemampuan mereka dalam melancarkan serangan di masa mendatang," lanjutnya.
Seorang koresponden AFP mengaku melihat asap hitam di lokasi serangan misil AS. Sejumlah ambulans berdatangan ke lokasi, yang ditutup bagi para jurnalis. Belum diketahui apakah misil AS itu diluncurkan dari pesawat jet tempur atau sistem peluncur darat.
Pada 1 Juli, AS mengaku telah menyerang Hurras al-Deen di Suriah. Grup terafiliasi al-Qaeda itu dibentuk pada Februari 2018, dan beranggotakan sekitar 1.800 militan. Hurras al-Deen dan Ansar al-Tawhid sama-sama beroperasi di Idlib.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News