"Sanksi akan segera meningkat secara substansial," kata Trump saat mendapat laporan kapal-kapal bersenjata Iran berusaha merebut kapal tanker minyak Inggris di perairan Teluk.
Laman AFP, Kamis, 11 Juli 2019, melaporkan peringatan sanksi Trump ini diumumkan ketika penasihat diplomatik Presiden Prancis Emmanuel Macrin bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani. Pembicaraan tersebut bertujuan untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015.
Kesepakatan 2015 antara Iran dan beberapa negara dunia, seperti AS, Prancis dan Jerman menjanjikan sanksi bantuan, manfaat ekonomi dan mengakhiri isolasi internasional. Namun, imbalan yang harus mereka dapat yakni pembatasan program nuklir Iran.
Pada 2018, AS memutuskan menarik diri dari perjanjian tersebut, di bawah pemerintahan Donald Trump. Sejak saat itu, Washington terus membombardir Iran dengan serangkaian sanksi.
Baca juga: Iran Gagal Sita Kapal Tanker Inggris
Teheran mengaku telah kehilangan kesabaran dan beranggapan negara-negara Eropa yang ikut menandatangani kesepakatan tersebut tak bertindak hingga setahun AS keluar.
Ketegangan antara Washington dan Teheran kembali melonjak beberapa pekan terakhir. AS menyalahkan Iran atas serangan terhadap kapal-kapal tanker, dan penembakan pesawat pengintai AS.
Kemarin kapal Iran dikabarkan mencoba menyita kapal tanker minta Inggris di Selat Hormuz. Namun upaya tersebut berhasil digagalkan.
Kini kapal tanker minyak Inggris itu sedang berlindung di lepas pantai Arab Saudi. British Heritage, yang dimiliki oleh BP Shipping dan terdaftar di Isle of Man, dijadwalkan untuk berlabuh di Kota Basra di Irak pada akhir pekan tetapi terpaksa putar arah.
Kapal berbendera Inggris, mampu menampung lebih dari satu juta barel minyak, dikontrak oleh Royal Dutch Shell untuk mengumpulkan muatannya dan mengirimkannya ke Eropa barat laut, tetapi perintah itu dibatalkan.
Insiden ini merupakan balasan dari Iran, ketika kapal tanker berisi minyak mentah mereka, Grace 1 disita oleh pihak Inggris Kamis pekan lalu. Iran menyebut penyitaan itu sebagai 'tindakan mengancam yang tidak akan ditoleransi'.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News