Dalam cuitannya, Trump membela serangan AS Jumat lalu. Trump mengatakan 52 situs Iran itu mewakili jumlah warga AS yang disandera di kedutaan mereka di Teheran selama lebih dari setahun dimulai pada akhir 1979.
"Beberapa dari situs ini berada di tingkat tinggi dan penting budaya Iran, serta Iran sendiri, akan diserang sangat cepat dan keras. AS tidak menginginkan ancaman lagi," kata Trump, dilansir dari AFP, Minggu 5 Januari 2020.
Pernyataan Trump ini merupakan balasan setelah faksi pro-Iran meningkatkan tekanan pada instalasi AS di seluruh Irak dengan rudal. Mereka marah atas tewasnya Jenderal Iran Qassem Soleimani dalam serangan di Bandara Internasional Baghdad.
Iran menjanjikan balas dendam atas terbunuhnya orang paling kuat kedua di Iran tersebut. Ini merupakan eskalasi yang paling dramatis antara Washington dan Teheran yang memicu kekhawatiran adanya perang besar di Timur Tengah.
Pembalasan dendam Iran diawali dengan dua putaran mortir yang menghantam area kedutaan besar AS di Baghdad. Hampir bersamaan, dua roket menghantam pangkalan udara Al-Balad, tempat pasukan AS dikerahkan.
Militer Irak mengkonfirmasi dua serangan tersebut dan mengatakan tak ada korban dalam insiden itu. Militer AS juga mengatakan tidak ada pasukan koalisi yang terluka.
Jumat lalu, militer AS menyerang Bandara Internasional Baghdad di Irak. Insiden itu menewaskan jenderal paling berpengaruh Iran, Jenderal Qassem Soleimani.
Presiden Iran, Hassan Rouhani berjanji akan melakukan pembalasan atas serangan tersebut. Menurut AS, Soleimani bertanggung jawab atas tewasnya ratusan warga Amerika dalam Perang Irak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News