Presiden, yang sebelumnya memuji negara-negara yang menggunakan hukuman mati buat memerangi narkoba, berkata bahwa dia ingin 'bersikap keras' terhadap para pedagang.
"Jika kita tidak tegas atas pengedar narkoba, kita membuang-buang waktu," kata Trump. "Dan ketegasan itu termasuk hukuman mati," tambahnya.
Dia katakan tidak mengerti mengapa hukuman mati digunakan untuk seorang pembunuh yang menewaskan satu orang, tetapi tidak untuk pengedar narkoba yang "akan membunuh ribuan orang selama masa hidup mereka."
Namun, Trump mengakui akan sulit untuk meyakinkan banyak orang Amerika bahwa hukumannya tidak terlalu sulit.
"Mungkin saja negara kita belum siap untuk itu dan saya bisa memahaminya, barangkali. Meski secara pribadi saya tidak bisa mengerti itu," katanya.
"Saya pikir kecuali Anda melakukan itu, kecuali Anda benar-benar memiliki hukuman yang sangat kuat yang mengarah hukuman mati bagi para pengedar dan pelaku yang benar-benar jahat, kita tidak akan mendapatkan apa-apa," bubuhnya, seperti dikutip UPI, Selasa 20 Maret 2018.
Namun pakar kesehatan masyarakat mengatakan hukuman yang lebih ketat bagi pengedar narkoba tidak membantu epidemi dan memperbaharui kebijakan anti-narkoba yang keras pada tahun 1980an.
"Kita tidak dapat mengeksekusi jalan keluar dari epidemi ini," kata Dr Andrew Kolodny, co-director dari Opioid Policy Research Collaborative di Brandeis University, kepada CNN. "Berbicara tentang hukuman mati terdengar bagi saya seperti langkah mundur," cetusnya.
Selain menargetkan pengedar narkoba, Trump mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menuntut perusahaan obat. Dia sebutkan cara terbaik mengatasi krisis ialah menghentikan orang-orang dari kecanduan di tingkat pertama.
Pemerintah akan "memastikan hampir semua resep diganti oleh pemerintah federal mengikuti praktik terbaik untuk meresepkan. Kami akan memastikan kecanduan opioid tidak disubsidi oleh pembayar pajak Amerika," katanya.
Pidato Trump, Senin, menjadi bagian dari upaya pemerintahnya yang sedang berlangsung demi menghentikan penyalahgunaan opioid di AS, yang menewaskan sekitar 64.000 orang Amerika pada 2016.
Jaksa Agung Jeff Sessions memimpin upaya itu dan telah menciptakan tiga gugus tugas buat memeriksa perubahan legislatif dan peraturan, menutup pasar daring yang digunakan pengedar, dan menangani penipuan perawatan kesehatan terkait opioid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News