Seperti dikutip AFP, sejumlah pendemo lainnya dilaporkan terluka parah, bahkan beberapa dari mereka berada "di antara hidup dan mati."
Korban tewas bertambah setelah demonstran yang mendesak Presiden Nicolas Maduro untuk mundur menutup berbagai ruas jalan di seantero Venezuela.
Truk milik pemerintah di Caracas timur dibakar pengunjuk rasa yang mengenakan topeng. Jurnalis AFP menyebut polisi yang berada di dekat lokasi tidak merespons pembakaran.
Di tempat lainnya di ibu kota Venezuela, polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata ke kerumunan orang yang melempari batu.
Namun mayoritas demonstran, yang jumlahnya mencapai ribuan, berunjuk rasa di dengan damai.

Maduro Salahkan AS
Kembalinya aksi kekerasan setelah sempat mereda pada akhir pekan kemarin meningkatkan kekhawatiran komunitas global terhadap Venezuela, negara yang mengalami krisis ekonomi meski cadangan minyaknya cukup signifikan.
Amerika Serikat dan sejumlah Latin telah menyuarakan kekhawatiran mereka atas memburuknya situasi keamanan di Venezuela.
Masyarakat Venezuela mengalami krisis makanan, obat-obatan dan bahan kebutuhan pokok. Kekacauan dan penjarahan terjadi di beberapa tempat.
Oposisi menyebut pemerintahan Maduro tidak kompeten dalam menghadapi krisis dan melabeli Maduro sebagai diktator. Demonstran menuntut diadakannya pemilihan umum presiden dalam waktu dekat.
Maduro menilai kekacauan yang terjadi di negaranya saat ini merupakan skema jahat AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News