Korut yang bersenjata nuklir dilarang melakukan uji coba rudal balistik berdasarkan resolusi PBB dan tindakannya mendapat kecaman dari anggota Dewan Keamanan Eropa. Tetapi tanggapan yang relatif optimis muncul dari Trump, yang telah bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tiga kali.
"Saya tidak punya masalah, kita akan lihat apa yang terjadi tetapi (rudal) jarak pendek sangat standar," kata Trump kepada wartawan, seperti dikutip AFP, Jumat, 2 Agustus 2019.
Baca juga: Korut Luncurkan Dua Misil, Terbang Sejauh 250 Km.
Kim dan Trump setuju untuk melanjutkan pembicaraan denuklirisasi selama pertemuan dadakan Juni di Zona Demiliterisasi (DMZ) yang membagi semenanjung, tetapi dialog tingkat kerja belum dimulai.
Pyongyang sangat marah atas latihan militer gabungan AS-Korea Selatan yang akan dimulai minggu depan, dan para analis mengatakan peluncuran itu dimaksudkan untuk meningkatkan tekanan terhadap Washington.
Tetapi situasi bisa melihat negosiasi tertunda hingga musim gugur, kata para pengamat.
“Korut menembakkan dua rudal jarak pendek dari pantai timurnya pada Jumat dini hari yang jatuh di laut,” kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.
Itu terjadi dua hari setelah Korut menembakkan apa yang Seoul katakan adalah dua rudal balistik jarak pendek dan Pyongyang digambarkan sebagai "sistem roket berpemandu berkaliber besar kaliber besar yang baru dikembangkan".
Pyongyang meluncurkan dua proyektil pekan lalu yang juga dikatakan Seoul adalah rudal balistik jarak pendek, salah satunya berjalan hampir 700 kilometer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News