Dalam khotbahnya, Khamenei menyinggung mengenai tragedi pesawat Ukraina yang tak sengaja ditembak jatuh misil Korps Garda Revolusioner Iran (IRGC). Meski menyayangkan kesalahan fatal tersebut, Khamenei menyebut IRGC hanya bertindak untuk "menjaga keamanan" Iran.
Khamenei juga menyebut bahwa musuh-musuh Iran, terutama AS, justru merasa senang atas tragedi pesawat Ukraina yang menewaskan total 176 orang. Menurutnya, tragedi pesawat maskapai Ukraine International Airlines (UIA) pada 8 Januari itu digunakan AS untuk mengalihkan perhatian global dari pembunuhan jenderal Qassem Soleimani.
Soleimani tewas dalam serangan udara AS di Baghdad, Irak, pada 3 Januari.
"Orang yang disebut-sebut sebagai Pemimpin Agung Iran, yang belakangan sudah tidak Agung lagi, telah mengucapkan kata-kata buruk mengenai Amerika Serikat dan Eropa," tulis Trump di Twitter, dilansir dari Al Arabiya, Sabtu 18 Januari 2020.
"Ekonomi mereka runtuh, dan warganya menderita. Dia harus berhati-hati saat berbicara!" lanjutnya.
Sebelumnya, Perwakilan Khusus AS untuk Iran Brian Hook mengatakan bahwa semakin Teheran mengancam dunia, maka negara tersebut akan semakin terisolasi.
"Jika Iran belum dapat berperilaku seperti negara normal pada umumnya, maka isolasi mereka akan semakin dalam," tutur Hook yang merespons khotbah Khamenei.
Otoritas Iran awalnya membantah pesawat UIA dengan nomor penerbangan PS752 jatuh akibat terkena misil. Namun tiga hari berselang, IRGC mengaku telah salah mengira pesawat UIA dengan nomor penerbangan PS752 itu sebagai sebuah "pesawat musuh" atau "misil jelajah."
Beberapa jam sebelum pesawat Ukraina ditembak jatuh, Iran meluncurkan belasan misil ke dua pangkalan yang menampung pasukan AS di Irak. Belasan misil itu merupakan balasan atas kematian Soleimani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News