Jubir Kemenlu AS Heather Nauert dalam sebuah konferensi pers rutin di Washington, 30 November 2017. (Foto: AFP/Getty/Alex Wroblewski)
Jubir Kemenlu AS Heather Nauert dalam sebuah konferensi pers rutin di Washington, 30 November 2017. (Foto: AFP/Getty/Alex Wroblewski)

AS Kecam Penangkapan Demonstran di Iran

Willy Haryono • 30 Desember 2017 14:45
Washington: Amerika Serikat (AS) mengecam penangkapan sejumlah demonstran di Iran yang turun ke jalanan untuk memprotes dugaan korupsi dan dukungan terhadap terorisme. Unjuk rasa pada Kamis tersebut merupakan yang terbesar di Iran sejak kerusuhan pro reformasi pada 2009.
 
Lima puluh dua orang ditangkap di kota Mashad pada Kamis 28 Desember 2017 kemarin, hari pertama dari gelombang protes, yang juga terjadi di beberapa area lain hingga merembet ke ibu kota. 
 
"Ada banyak laporan terjadinya unjuk rasa damai oleh masyarakat Iran dalam memprotes korupsi di tubuh rezim dan dugaan penggunaan anggaran negara untuk mendanai terorisme di luar negeri," ujar pernyataan Gedung Putih, seperti dilansir AFP

"Pemerintah Iran seharusnya menghormati hak-hak warga, termasuk dalam mengekspresikan diri mereka. Seluruh dunia mengamati (perkembangan di Iran)," lanjutnya. 
 
Presiden AS Donald Trump berulang kali membidik Iran, dengan mengatakan pemerintah saat ini sebagai "rezim fanatik" dan menuduhnya melanggar perjanjian internasional mengenai program nuklir. 
 
Baca: Kenaikan Harga Barang Memicu Protes Luas di Iran
 
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Heather Nauert juga merespons mengenai demonstrasi di Iran, 
 
"AS mengecam keras penangkapan pedemo damai. Kami mendesak semua negara untuk mendukung masyarakat Iran dan tuntutan mereka atas hak-hak dasar dan penumpasan korupsi," ungkapnya. 
 
Wakil Presiden Pertama Iran Eshaq Jahangiri menduga oposisi pemerintah berada di balik demonstrasi, yang disebutnya masih berskala besar hingga Jumat 29 Desember. 
 
"Beberapa demo di negara belakangan ini dilakukan atas dasar masalah ekonomi, tapi sepertinya ada sesuatu yang lain di balik itu," kata Jahangiri, yang dikutip kantor berita IRIB. 
 
"Mereka berpikir dengan melakukan ini, mereka dapat melukai pemerintah. Namun, justru ada pihak lain yang akan menunggangi gelombang unjuk rasa ini," sambung dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan