medcom.id, Washington: Amerika Serikat (AS) dan Jepang sepakat untuk meningkatkan kerja sama keamanan dan pertahanan multilateral dengan India, Korea Selatan (Korsel), dan Australia. Mereka berpandangan perilaku provokatif Korea Utara (Korut) berbahaya, menurut beberapa pemimpin negara tersebut.
Ancaman yang ditimbulkan oleh Korut dibahas Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson dan mitranya dari Jepang Taro Kono, serta Menteri Pertahanan James Mattis dan mitranya dari Jepang Itsunori Onodera.
Keempat pejabat itu memaksa China supaya mengambil tindakan tegas untuk mendesak Korea Utara mengubah tindakannya.
"Kami akan bekerja sama demi memajukan kerja sama keamanan dan pertahanan trilateral dan multilateral dengan mitra lain di kawasan ini, terutama Korsel, Australia, India, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya," kata Tillerson kepada wartawan pada sebuah konferensi pers bersama Kono, Mattis, dan Onodera.
Keempat pemimpin tersebut berbicara sebelum konferensi, setelah dua pertemuan plus dua mereka di markas besar Foggy Bottom Departemen Luar Negeri AS. Di sana, ancaman yang ditimbulkan Korut mereka diskusikan.
"Seperti yang Anda bayangkan, kami telah menghabiskan cukup banyak waktu membahas Korut. Misil balistik antarbenua Korea Utara baru-baru ini dan peluncuran rudal lainnya adalah provokasi yang tidak dapat diterima, dan itu harus segera dihentikan," tambahnya.
"Kami sepakat meningkatkan kemampuan aliansi kami guna mencegah dan menanggapi perilaku Korut yang tidak dapat diterima dan tantangan lainnya terhadap keamanan regional," kata Tillerson seperti disitat NDTV, Jumat 18 Agustus 2017.
"Bekerja sama dengan negara-negara lain, kami akan terus menggunakan tekanan diplomatik dan ekonomi buat meyakinkan Korut untuk menghentikan program rudal nuklir dan balistik ilegal. Kami akan tetap waspada terhadap ancaman Korut melalui kesiapan militer kami. AS akan menghormati perjanjian kita. Kesepakatan dengan Jepang tanpa syarat apapun waktunya -- di saat damai atau ketika mendekati konflik," cetusnya.
Tillerson katakan bahwa warga Korut harus memahami konsekuensinya jika mereka membuat pilihan yang buruk. Dalam sebuah pernyataan bersama, keempat pejabat tersebut menghendaki China mengambil tindakan tegas demi mendesak Korut mengubah perilakunya.
Menurut pernyataan bersama itu, mereka menyoroti upaya aliansi yang terus berlanjut memajukan kerja sama keamanan dan pertahanan trilateral dan multilateral dengan mitra lain di kawasan ini. Terutama Korsel, Australia, India, dan negara di Asia Tenggara.
Mereka menggarisbawahi pentingnya bekerja sama mempromosikan tatanan internasional berbasis aturan. Utamanya memperhatikan komitmen AS yang terus berlanjut demi mempertahankan kehadirannya yang kuat di kawasan ini dan prakarsa Jepang yang ditunjukkan oleh "Strategi Indo-Pasifik Terbuka"-nya.
Kono katakan, kedua negara sepakat meningkatkan tekanan efektif. Menurut dia, Korsel, Australia, India, dan negara-negara Asia Tenggara akan meningkatkan kerja sama mereka dalam keamanan dan pertahanan lebih dari sebelumnya.
"Kami akan meminta China mengambil tindakan khusus untuk membuat Korut mengubah perilakunya. Atas ancaman rudal balistik, sebagai aliansi, kita akan memperkuat postur pertahanan dan kemampuan kita, dan menanggapinya. Kita telah sepakat mengenai hal ini. Menegaskan pentingnya kerja sama melalui perjanjian keamanan," tuturnya.
Memperhatikan bahwa masyarakat internasional mengakui Korut sebagai ancaman bagi Asia dan dunia, Mattis mengatakan bahwa Jepang dan Korsel berada di garis depan melawan ancaman Korut.
"Kami di Amerika mengakui adanya konfrontasi dengan Korut akan segera membahayakan sekutu kami dan penduduk mereka," bubuhnya.
Onodera berkata, Korut memiliki rencana untuk meluncurkan rudal balistik ke perairan dekat Guam, dan juga bergerak maju dalam upaya meluncurkan rudal balistik kelas ICBM, membuat miniatur senjata dengan hulu ledak nuklir.
"Jadi untuk ancaman Korut, pada pertemuan ini kami sepakat meningkatkan tekanan dan memperkuat kemampuan aliansi. Mengingat ancaman Korut, kami berempat menegaskan pentingnya komitmen AS yang tak tergoyahkan untuk memperpanjang pencegahan," dia bubuhkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News