Menantu Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner (tengah) saat bertemu Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu. (Foto: AFP).
Menantu Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner (tengah) saat bertemu Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu. (Foto: AFP).

Pembentukan Negara Palestina Tak Didukung Menantu Trump

Fajar Nugraha • 03 Juni 2019 17:08
Washington: Jared Kushner, menantu dan juga penasihat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mengisyaratkan tidak akan mendukung pembentukan Negara Palestina.
 
Baca juga: Menantu Trump Sebut Palestina Layak Tentukan Nasib Sendiri.
 
Sebelumnya dalam wawancara dengan situs berita Axios, suami dari Ivanka Trump tuh menilai Palestina layak menentukan nasib sendiri. Tetapi untuk memerintah diri sendiri, Kushner memiliki keraguan besar.

"Harapannya adalah, apakah seiring waktu, mereka dapat menjadi mampu memerintah," kata Kushner ketika ditanya apakah dia yakin Palestina dapat memerintah diri mereka sendiri tanpa campur tangan Israel.
 
“Palestina perlu memiliki sistem peradilan yang adil, kebebasan pers, kebebasan berekspresi, toleransi untuk semua agama sebelum wilayah Palestina dapat menjadi investasi,” ujar Kushner kepada situ Axios, yang dikutip AFP, Senin, 3 Juni 2019.
 
Kushner merupakan sosok yang dikirim oleh Trump, untuk meloloskan ‘kesepakatan abad ini’ dalam mengakhiri konflik Palestina dan Israel. Dia sebelumnya mengisyaratkan bahwa rencana itu tidak akan mendukung pembentukan negara Palestina.
 
"Saya pikir itu hal yang sulit,” jawab Kushner, ketika ditanya apakah Palestina dapat mengharapkan kebebasan dari campur tangan pemerintah atau militer Israel.
 
"Jika Anda tidak memiliki struktur pemerintahan yang tepat dan keamanan yang tepat ketika orang-orang hidup dalam ketakutan akan teror, itu menyakiti warga Palestina," katanya.
 
Kepemimpinan Palestina telah menolak rencana perdamaian yang akan datang. Bagi Palestina, tindakan Trump sejauh ini telah menunjukkan bahwa dia secara terang-terangan berpihak pada Israel.
 
Tindakan-tindakan itu termasuk mendeklarasikan kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Kemudian memotong ratusan juta dolar  untuk membantu pengungsi Palestina melalui UNRWA dan menutup kedutaan de facto Palestina di Washington.
 
"Saya di sini bukan untuk dipercaya," kata Kushner kepada Axios, seraya menambahkan ia membedakan antara Palestina dan para pemimpin mereka.
 
Dia mengatakan dia percaya orang-orang Palestina akan melihat "fakta-fakta dan kemudian membuat tekad: Apakah mereka berpikir ini akan memungkinkan mereka untuk memiliki jalan menuju kehidupan yang lebih baik atau tidak?"
 
Wawancara itu direkam sebelum kunjungan Kushner ke Yerusalem minggu lalu, sebuah perjalanan yang juga termasuk perhentian di Maroko dan Yordania.
 
Rencana perdamaian sebelumnya ditunda karena pemilihan umum 9 April Israel dan sekarang bisa menghadapi penundaan lebih lanjut terkait dengan politik Israel.
 
Rakyat Israel akan pergi ke tempat pemungutan suara lagi pada 17 September setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu gagal membentuk pemerintahan koalisi. Rencana semacam itu dianggap terlalu sensitif oleh banyak analis untuk diperkenalkan selama kampanye pemilihan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan