Dalam pertemuan pertama sejak dicapainya kesepakatan nuklir Iran dengan negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman (5+1), Menlu Retno menyampaikan sambutan baik atas ditandatanganinya Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Perjanjian dibuat antara Iran dengan negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman pada tanggal 14 Juli.
"Kesepakatan ini merupakan capaian historis yang diharapkan dapat memperbaiki hubungan Iran dengan negara Barat dan menjadi titik awal upaya penyelesaian konflik di kawasan Timur Tengah," tutur Menlu Retno.
Kedua Menlu memberikan perhatian tinggi terhadap perkembangan politik dan keamanan di Timur Tengah. Dalam pertemuan, Menlu Retno menekankan pentingnya mengedepankan upaya dialog dan diplomasi dalam penyelesaian berbagai masalah di Timur Tengah, termasuk masalah Suriah.
"Menlu Iran sepakat dengan Indonesia bahwa dialog inklusif yang melibatkan semua pihak, baik internal maupun eksternal yang terkait dalam penyelesaian masalah Suriah, bersifat penting. Menlu Iran mengharapkan Indonesia juga dapat berkontribusi dalam tercapainya rekonsiliasi nasional di Syria," tegas Menlu Retno.
Pada pertemuan ini, Menlu Retno juga membahas sejumlah isu prioritas, termasuk kerja sama perdagangan dan investasi dan kerja sama di bidang energi.
Kedua Menlu menyepakati rencana kunjungan Menlu Retno ke Teheran pada Oktober mendatang. Rencana kunjungan Menlu RI tersebut merupakan langkah awal untuk meningkatkan hubungan kerja sama antar kedua negara, mengingat terbukanya berbagai peluang di Iran sebagai dampak positif dari kesepakatan JCPOA. Pada kunjungan tersebut, kedua Menlu juga akan menjajaki pembentukan "joint business council".
"Sebagai negara sahabat, Iran mengundang Menlu RI dan pengusaha Indonesia untuk ke Teheran guna mempererat kerja sama dan memanfaatkan berbagai peluang kerja sama ekonomi yang saat ini ada di Iran," kata Menlu Iran.
Menlu Iran menyambut baik sejumlah inisiatif Indonesia di PBB, salah satunya terkait agenda pembangunan pasca-2015. Menlu Iran menyampaikan apresiasinya atas kepemimpinan Indonesia dalam penyelenggaraan peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Jakarta pada bulan April 2015, khususnya terkait inisiatif Indonesia untuk menyelenggarakan pertemuan khusus negara-negara kunci anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) guna mencari penyelesaian secara damai berbagai konflik yang melanda negara-negara anggota OKI, khususnya di kawasan Timur Tengah.
Dalam kaitan ini, Iran mendukung kelanjutan inisiatif positif Indonesia tersebut. Iran juga menyampaikan akan mempertimbangkan secara positif permintaan dukungan dari Indonesia untuk menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB 2019-2020.
Iran merupakan salah satu negara yang termasuk ke dalam 16 besar mitra dagang Indonesia. Selain itu, Iran merupakan mitra Indonesia dalam menjaga kepentingan bersama di forum-forum multilateral, seperti OKI, Gerakan Non-Blok dan Kelompok Negara Berkembang (Kelompok 77 dan RRT).
Dalam beberapa hari ke depan, sejumlah delegasi tingkat tinggi dari berbagai negara anggota PBB dari tingkat Kepala Negara/Pemerintahan, Paus Fransiskus sampai pejabat setingkat Menteri akan menghadiri sejumlah pertemuan di Markas Besar PBB, termasuk Peacekeeping Summit dan Debat Umum SMU PBB ke-70. Ketua Delegasi Indonesia, Wakil Presiden Jusuf Kalla, telah tiba di New York pada siang hari ini, guna mengikuti rangkaian persidangan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News