Aturan diterapkan setelah terjadinya serangkaian aksi kekerasan terkait kematian seorang pria kulit hitam di tahanan polisi pada 19 April lalu.
"Jam malam ini akan berlaku hingga sepekan ke depan dan dapat diperpanjang jika memang diperlukan," ucap Wali Kota Baltimore Stephanie Rawlings-Blake pada sejumlah awak media, seperti dilansir AFP.
Ribuan polisi dan anggota Garda Nasional Amerika Serikat diperintahkan membantu petugas keamanan yang kewalahan menangani unjuk rasa masyarakat di Baltimore
Sedikitnya 27 orang ditangkap dalam aksi protes beraroma anarkis yang terjadi sejak Senin kemarin. Sebanyak 15 aparat terluka terkena lemparan batu pendemo, yang sebagian besar adalah murid sekolah menengah atas.
Pemerintah Maryland mendeklarasikan status darurat saat pengunjuk rasa yang marah beramai-ramai menjarah pertokoan dan mencuri senjata api serta membakar banyak mobil di jalanan.
Aksi kekerasan ini merupakan bagian dari rangkaian konfrontasi polisi dengan pria kulit hitam di AS.
Musim panas tahun lalu, penembakan remaja kulit hitam tak bersenjata Michael Brown oleh polisi kulit putih di Ferguson, Missouri, memicu gelombang unjuk rasa di berbagai wilayah Negeri Paman Sam.
Kejadian serupa terus terjadi sejak saat itu, termasuk kematian pria kulit hitam akibat cedera tulang belakang dalam penangkapannya oleh polisi di Baltimore.
Saat ini, situasi di Baltimore relatif tenang, setelah berlangsung unjuk rasa sepanjang malam tadi. Aturan jam malam diharapkan dapat mencegah terjadinya aksi susulan.
"Saya rasa sebagian besar wilayah di kota ini mulai tenang, tapi masih tetap ada mobil serta benda lainnya yang dibakar pendemo," tutur kepala polisi Baltimore Anthony Batts.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News